Senin 24 Jun 2013 11:03 WIB

Pembangunan Industri Hulu Perlu Campur Tangan Pemerintah

Kadin
Foto: www.pipimm.or.id
Kadin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan bahwa pembangunan industri hulu di dalam negeri memerlukan campur tangan pemerintah karena akan sangat strategis baik bagi industri antara hingga hilir.

"Dalam membangun industri hulu yang high risk dan low return perlu campur tangan pemerintah," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian Sudirman M Rusdi dalam diskusi penyusunan landasan kebijakan industri nasional di Jakarta, Senin (24/6).

Menurut Sudirman, dalam membangun industri hulu di berbagai negara banyak yang dilakukan oleh BUMN pemerintah yang bekerja sama dengan pihak swasta. Ia mengingatkan bahwa pengembangan industri hulu merupakan tindakan yang sangat strategis karena juga akan membantu industri antara hingga ke industri hilir.

Apalagi, ujar dia, Pasal 33 UUD 1945 menyatakan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat. Bunyi Pasal 33 UUD 1945, lanjutnya, belum mampu diimplementasikan sepenuhnya karena kekayaan alam yang melimpah belum dikelola dengan baik bahkan banyak terjadi kerusakan lingkungan.

Selain itu, Sudirman juga mengingatkan bahwa saat ini semakin minim ketersediaan sumber daya alam, sementara tingkat kesejahteraan masih jauh dari pemerataan. Sedangkan kondisi ironi kini dinilai tengah berlangsung karena Indonesia dikenal kaya dengan sumber daya alam tetapi relatif miskin ekonominya dibanding negara-negara yang minim atau tidak memiliki sumber daya alam.

Sebelumnya, Sudirman menyatakan bahwa kelemahan industri nasional salah satunya karena masih memiliki tingkat ketergantungan impor yang tinggi terhadap bahan baku dan produk antara.

"Kelemahan struktural industri nasional disebabkan oleh ketergantungan yang sangat besar pada impor bahan baku dan produk antara," katanya.

Padahal, menurut Sudirman, bahan baku tersebut mampu dipasok sendiri dari dalam Indonesia, bahkan juga mampu diolah sampai menjadi produk jadi dan siap dipasok memenuhi kebutuhan pasar luar negeri. Selain masalah ketergantungan impor, ujar dia, kelemahan manajerial dan struktur pembiayaan yang sangat mengandalkan pada utang juga menjadi penyebab kelemahan struktural industri.

"Lemahnya peningkatan kemampuan keahlian dan teknologi serta tidak berkembangnya kegiatan riset turut menjadi andil dalam kelemahan struktur industri nasional," ungkapnya. Ia berpendapat, dengan posisi ketergantungan terhadap impor dan hutang luar negeri, maka ketika krisis terjadi, ekonomi Indonesia bisa menjadi ikut rentan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement