REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Para petani di lereng gunung Ciremai Kabupaten Kuningan, Jawa Barat keluhkan mahalnya ongkos kirim berbagai sayuran hasil panen mereka. "Ongkos angkut sayuran cukup mahal setelah harga bahan bakar minyak (BBM) mangalami kenaikan, biasanya untuk tujuan Cirebon dari Kuningan kisaran Rp 125 ribu menggunakan mobil bak terbuka, kini mencapai Rp 200 ribu," kata Harun salah seorang petani di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan, Senin (24/6).
Ia menambahkan, biaya angkut mahal menjadi beban petani karena harga sayuran yang dipasok untuk tengkulak naiknya paling hanya 10 persen, hal itu akan menambah modal tanam mereka.
Selain ongkos angkut sayuran yang meningkat cukup tinggi, upah buruh tani diperkirakan akan mengalami kenaikan, ditambah harga obat-obat pertanian melonjak.
Sementara itu Warjo petani lain di Kuningan mengatakan mahalnya ongkos angkut , modal tanam semakin membengkak, tapi bagi petani tidak ada pilihan akibat dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mempengaruhi usaha pertanian karena tidak sebanding dengan modal tanam meraka, dikhawatirkan pertanian semakin ditinggalkan oleh masyarakat Kuningan.
Toto Pujianto pemilik mobil angkutan sayuran menuturkan, terpaksa menaikan ongkos angkut sayuran karena harga BBM sudah naik, selain itu biaya perawatan seperti untuk ganti oli dan ban cukup tinggi.