Kamis 13 Jun 2013 09:43 WIB

Bank Dunia Kembali Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Global

Bank Dunia
Bank Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Dunia pada Rabu (12/6) waktu setempat kembali menurunkan perkiraannya untuk laju pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,2 persen pada tahun ini. Proyeksi tersebut lebih rendah 0,2 persen dari perkiraan Januari lalu.

Menurut Bank Dunia dalam rilis terbarunya mengenai laporan Prospek Ekonomi Global (GEP), risiko dari negara-negara maju telah berkurang dan pertumbuhan sedang menguat, meskipun kontraksi sedang berlangsung di zona euro. Namun demikian, kenaikan di negara-negara berkembang akan menjadi moderat karena keterbatasan kapasitas di beberapa negara berpendapatan menengah.

Produk domestik bruto (PDB) diperkirakan akan tumbuh sekitar 2,2 persen tahun ini dan masing-masing menguat menjadi 3,0 persen serta 3,3 persen pada 2014 dan 2015. PDB negara-negara berkembang sekarang diproyeksikan tumbuh sekitar 5,1 persen di 2013. Proyeksi tersebut 0,4 persen lebih rendah dari perkiraan yang disampaikan Bank Dunia pada Januari lalu. Sementara pada 2014 dan 2015, diproyeksi akan menguat menjadi 5,6 persen dan 5,7 persen.

Sedangkan PDB negara-negara berpenghasilan tinggi diprediksi naik tipis 1,2 persen tahun ini, sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,3 persen. Dalam laporan yang diterbitkan dua kali setahun ini juga disebutkan bahwa PDB negara-negara berpenghasilan tinggi akan tumbuh menjadi 2,0 persen pada 2014 dan 2,3 persen pada 2015.

Bank Dunia juga menyoroti pertumbuhan di Brazil, India, Rusia, Afrika Selatan dan Turki yang disebutnya telah tertahan oleh kemacetan pasokan. Sementara risiko eksternal telah berkurang, pertumbuhan di negara-negara itu kemungkinan tidak mencapai tingkat pra-krisis kecuali reformasi sisi penawaran selesai.

Khusus Cina, pertumbuhan juga melambat karena otoritas berusaha untuk menyeimbangkan ekonomi. "Meskipun ada penanda harapan di sektor keuangan, perlambatan ekonomi riil menjadikannya berlarut-larut luar biasa," kata Kaushik Basu, Wakil Presiden Senior dan Kepala Ekonom Bank Dunia seperti dilansir kantor berita Xinhua, Kamis (13/6).

Hal ini tercermin pada masih tingginya tingkat pengangguran di negara-negara industri, dengan pengangguran di zona euro benar-benar meningkat, dan pertumbuhan di negara-negara berkembang melambat, kata Basu. "Kami sedang bergerak ke periode kurang stabil. Pertumbuhan akan menjadi lebih lambat, tetapi kurang tunduk pada beberapa fluktuasi yang kuat, khususnya mereka yang berasal dari dunia perbankan yang kami amati dalam beberapa tahun terakhir, dan itu kabar baik," ujar Andrew Burns, Manajer Makroekonomi Global dan penulis utama laporan tersebut, dalam sebuah konferensi jarak jauh pada Rabu (12/6).

"Pertumbuhan bukan lebih lambat karena permintaan yang tidak memadai melainkan karena, dalam pandangan kami, pertumbuhan yang sangat kuat kami lihat dalam periode prakrisis karena fenomena gelembung yang kami lihat pada waktu itu. Dan, apa yang kami lihat sekarang lebih sesuai dengan potensi pertumbuhan yang mendasari kapasitas di negara-negara berkembang dan oleh karena itu ini adalah sebuah kasus bergerak menuju kondisi normal baru pascakrisis," tambah Burns.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement