REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bank Indonesia menyerap Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp1 triliun dari target Rp 2 triliun pada Rabu (12/6). Penyerapan SUN ini dilakukan untuk menjaga likuiditas rupiah.
Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia, Difi A.Johansyah mengatakan penawaran SUN mencapai Rp1,0747 triliun di bawah target.
"Di bawah target karena pemilik SUN cenderung hold atau pegang SUN-nya, tidak mau melepas," ujarnya, Rabu (12/6).
Bank sentral menyerap SUN untuk mengimbangi intervensi pasar demi menjaga nilai tukar rupiah. Sementara itu, Difi mengatakan nilai tukar rupiah hari ini ditutup di level Rp 9.855 per dolar AS.
Di pasar Non-Deliverable Forward (NDF) satu bulan, nilai tukar rupiah menjadi Rp 10.120 per dolar AS, turun dari Rp10.400 per dolar AS. Sedangkan, NDF satu pekan turun dari Rp10.302 menjadi Rp10.035 per dolar AS.
Menurut Difi, saat ini sudah muncul suplai valuta asing atau valas di pasar khususnya dari eksportir. "Efek intervensi BI meningkatkan percaya diri pasar yang tercermin dari pasar yang tadinya one way (bid only) atau mencari menjadi pasar yang two way (bid and offer), jadi sudah ada yang menawarkan valas," ungkapnya.
Eksportir saat ini, lanjut Difi, mulai melepas valas karena rupiah sudah di harga dasar (bottom). "Kalau mereka keep terus dan dolar tidak naik maka mereka rugi," ujarnya.