Selasa 11 Jun 2013 21:00 WIB

Menkeu: Pelemahan IHSG Picu Pelemahan Rupiah

Rep: Muhammad Iqbal / Red: A.Syalaby Ichsan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,64% ke level 4.746,67 pada awal perdagangan saham Selasa (11/6).  

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, pelemahan tersebut merupakan imbas dari pelemahan di sejumlah indeks regional seperti Hang seng Hong Kong sampai Nikkei Jepang.

 "Tentu berpengaruh pada stock market kita," ujar Chatib kepada wartawan saat ditemui di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (11/6).  

Pelemahan pada IHSG, menurut Chatib, tentu akan memengaruhi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing termasuk dolar AS.  Fenomena tersebut juga didorong oleh kondisi perekonomian regional dan global.  

"Global terkait rencana the Fed untuk scale back quantitive easing yang membuat investor asing agak khawatir dengan arus modal ke emerging market," kata Chatib.  

Per hari ini, indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,9 persen dan indeks saham Jepang Nikkei juga melemah 0,9 persen.  Berdasarkan data BI, Selasa (11/06), nilai tukar rupiah berada di titik Rp 9.821 per dolar AS. Sementara sehari sebelumnya, nilai tukar rupiah berada di angka Rp 9.806 per dolar AS.  

Sedangkan berdasarkan data Bank Mega, nilai tukar rupiah untuk kurs jual tercatat Rp 10.042 per dolar AS sementara kurs beli Rp 9.868 per dolar AS.

Chatib menilai kekhawatiran investor terkait terkatung-katungnya rencana menaikkan harga BBM yang berujung pada pelemahan rupiah terhadap dolar AS dinilainya keliru.  

Pemerintah, ujarnya, sedang dalam tahap untuk menyosialisasikan perlindungan sosial.  "Jadi posisi BBM-nya sudah jelas dan pemerintah akan menaikkan harga BBM," kata Chatib.

Berdasarkan data empiris, kenaikan harga BBM sebanyak dua kali pada 2005 dan satu kali pada 2008, Chatib mengatakan impor migas mengalami penurunan.  

"Jadi, kita bisa expect rupiah menguat karena neraca perdagangan membaik," ujar Chatib.  Pemerintah dan Bank Indonesia telah melakukan koordinasi terkait pelemahan rupiah.  "Fenomena ini lebih fenomena temporer."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement