Senin 03 Jun 2013 15:45 WIB

Ketemu Bangar DPR, Menkeu Sampaikan Risiko dan Tantangan 2014

Chatib Basri
Foto: ANTARA
Chatib Basri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengatakan terdapat sejumlah risiko dan tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai target asumsi makro perekonomian 2014. "Terdapat sejumlah risiko dan tantangan yang harus dihadapi pada 2014, antara lain masih adanya persoalan pada perekonomian global," kata Chatib dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, di Jakarta, Senin (3/6).

Dia mengatakan langkah kebijakan likuiditas global dengan quantitatif easing akan menyebabkan masuknya modal asing ke negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini menurut dia perlu diwaspadai karena berisiko terjadinya penarikan modal asing tersebut.

"Di sisi lain tantangan juga datang dari komoditas dan harga minyak, ketersediaan infrastruktur untuk mendukung pembangunan yang inklusif, serta terkait konsumsi BBM dan subsidi harga BBM bersubsidi domestik," ujar Chatib.

Dia mengatakan pada 2014 akan terjadi perbaikan iklim investasi yang perlu dimanfaatkan untuk mendorong perekonomian. "Secara umum pada 2013 pertumbuhan ekonomi masih relatif tinggi diperkirakan 6,2 persen, walaupun ada tekanan inflasi, pemotongan anggaran serta tren investasi ke arah moderat. Pertumbuhan ini akan meningkat kembali di 2014 dengan didorong kebijakan dan pesta demokrasi, serta membaiknya iklim investasi," kata dia.

Sementara itu dukungan yang bisa diperoleh untuk memuluskan target asumsi makro 2014 antara lain adanya pemilu yang mendorong konsumsi, menjaga pasokan (beras, jagung, dan gula), alokasi anggaran subsidi pangan dan stabilisasi harga, operasi pasar, pemberian raskin, memenuhi cadangan impor untuk mencegah kelangkaan, serta memastikan kelancaran distribusi melalui infrastruktur.

Pada kesempatan itu Chatib mengatakan bahwa pemerintah mengajukan asumsi makro 2014 antara lain, pertumbuhan ekonomi?6,4-6,9 persen, tingkat pengangguran 5,6-5,9 persen, angka kemiskinan 9-10 persen, inflasi 4,5 plus minus satu persen, PDB pengeluaran 6,4-6,9 persen, konsumsi RT 5,2-5,6 persen, konsumsi pemerintah 4,8-5,4 persen, ekspor 6,8-7,1 persen, dan impor 6,1-6,9 persen.

Asumsi makro tersebut berbeda dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2014 yakni pertumbuhan ekonomi 7-7,7 persen, tingkat pengangguran 5-6 persen, angka kemiskinan 8-10 persen dan inflasi 3,5-5 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement