REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT PLN (Persero) menetapkan PT Patra Niaga sebagai pemasok bahan bakar solar ke PLTGU Belawan di Medan, Sumatra Utara. Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki mengatakan, Patra Niaga akan memasok total 750 ribu kiloliter solar dengan nilai sekitar Rp 6 triliun.
"Setiap tahun Patra Niaga akan memasok 250.000 kiloliter selama tiga tahun antara 2013 hingga 2016," katanya di Jakarta, Jumat (24/5).
Menurut dia, penandatanganan perjanjian jual beli bahan bakar minyak (PJBBBM) direncanakan Mei ini. Selain Patra, PLN juga menetapkan PT Kutilang Paksi Mas (KPM) sebagai pemasok BBM ke pembangkit di Bangka Belitung. Volume BBM yang dipasok KPM mencapai 40 ribu kiloliter per tahun selama tiga tahun (2013-2016) atau total senilai sekitar Rp 990 miliar. "Penandatanganan kontrak dengan KPM juga dijadwalkan Mei ini," kata Suryadi.
Menurut dia, Patra dan Kutilang akan mulai memasok BBM pada Juli 2013. Pasokan Patra Niaga ke Belawan tersebut menggantikan PT Shell Indonesia yang sudah habis kontraknya pada Maret 2013. Total kebutuhan PLTGU Belawan kini sekitar satu juta kiloliter per tahun.
Selain Patra Niaga, perusahaan yang memasok BBM ke PLTGU Belawan adalah Pertamina sebanyak 50 persen atau sekitar 500 ribu kiloliter dan KPM 250 ribu kiloliter per tahun. Kebutuhan BBM PLTGU Belawan bakal bertambah dikarenakan terhentinya pasokan gas dari Lapangan Glagah Kambuna.
Dalam RAPBN Perubahan 2013, pemakaian BBM pembangkit ditargetkan 6,27 juta kiloliter yang terdiri atas solar 4,85 juta kiloliter dan minyak bakar 1,42 juta kiloliter. Pemakaian BBM tersebut terdiri atas PLN dan pengembang swasta. Dengan asumsi harga yang dipakai Rp 9.169 per liter solar dan Rp 6.325 per liter minyak bakar, maka perkiraan pembelian BBM pembangkit 2013 adalah Rp 53,45 triliun.