REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Krakatau Steel Tbk (KS) mengalami rugi bersih senilai Rp 20,4 juta dolar AS di akhir tahun buku 2012. Oleh karena itu perseroan tidak membagi dividen kepada pemegang saham.
"Kami tidak bagi dividen karena rugi 20,4 juta dolar AS, meskipun kalau dirupiahkan kami masih mencatatkan laba," ujar Direktur Utama KRAS Irvan K Hakim usai rapat umum pemegang saham (RUPS) di Jakarta, Kamis (23/5).
Kerugian yang diperoleh perseroan juga disebabkan oleh adanya penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 10. Penerapan PSAK mengakibatkan penyesuaian yang signifikan terhadap laba perseroan.
Jika dihitung dengan rupiah perseroan membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 145,3 miliar. Namun dalam dolar AS perseroan rugi 20,4 juta dolar AS. Sedangkan tahun buku 2011 perseroan berhasil membukukan laba 151,2 juta dolar AS.
Penurunan laba perseroan juga disebabkan oleh fluktuatifnya harga baja dunia. sedangkan Krakatau tidak memiliki wewenang untuk menentukan harga pasar. Dan penurunan harga dunia ini tidak diikuti oleh turunnya harga bahan baku sehingga keuntungan perseroan menipis.
Sepanjang 2012 volume penjualan emiten berkode KRAS ini naik 12,5 persen menjadi 2,33 juta ton. Pendapatan perseroan tercatat 2,28 miliar atau tumbuh 13 persen. Tahun ini perseroan menargetkan volume penjualan sebesar 2,6-2,7 juta ton. "Jumlah ini naik 11 persen dengan asumsi pemintaan dalam negeri tumbuh sebesar 7-8 persen," kata Irvan.
Sedangkan untuk belanja modal, perseroan menyiapkan dana Rp 7-8 triliun. Nilai ini lebih sedikit bila dibandingkan dengan belanja modal tahun sebelumnya. Tahun buku 2012 perseroan mengalokasikan belanja modal senilai Rp 13 triliun. Dana ini dipakai untuk proyek-proyek perseroan termasuk rencana investasi anak perusahaan.
Dana yang dipakai untuk belanja modal berasal dari kas internal dan pinjaman. Irvan mengatakan saat ini perseroan belum akan menerbitkan obligasi ataupun medium term notes (MTN). Tidak tahun ini, kata Irvan. Selain itu perseroan juga masih memiliki sisa dana hasil penawaran umum saham perdana. Sehingga kas internal masih mencukupi pendanaan hingga akhir tahun.