Kamis 23 May 2013 13:38 WIB

Asosiasi Pengembang Singapura Jajaki Investasi di Indonesia

sektor properti diramal bakal capai puncaknya tahun 2016
Foto: Republika
sektor properti diramal bakal capai puncaknya tahun 2016

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengembang Real Estat Singapura (REDAS) menjajaki investasi di Indonesia dengan melakukan pertemuan dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Siaran pers dari DPP Real Estat Indonesia (REI) yang diterima di Jakarta, Kamis (23/5), menyebutkan, rombongan REDAS dipimpin langsung oleh Presiden REDAS Chia Boon Kuah. REDAS terdiri atas 22 anggota yang mewakili 14 grup pengembang terkemuka di Singapura dan beberapa negara Asia lainnya, termasuk dari Jepang, Cina, dan Malaysia.

Chia Boon Kuah menjelaskan bahwa tujuan dari kunjungan itu adalah untuk melihat langsung perkembangan industri properti di Jakarta. Selain itu, lanjutnya, REDAS juga mendengarkan langsung penjelasan tentang regulasi investasi dan aturan pembangunan dari pihak otoriras terkait sekaligus mempererat hubungan kerja sama dengan REI.

Kunjungan mereka didampingi oleh Wakil Sekretaris Jenderal DPP REI yang juga menjabat Sekretaris Jenderal FIABCI (Federasi Real Estate Dunia) Sekretariat Regional Asia Pasifik Rusmin Lawin. Kunjungan yang diawali dengan kunjungan ke beberapa proyek properti prestisius seperti kawasan Pantai Indah Kapuk, Casa Jardin Garden, Central Park, Ciputra World dan Kemang Village.

Sedangkan dalam rangka mengetahui lebih jelas tentang aturan investasi, REDAS mengadakan kunjungan ke kantor BKPM Pusat dan kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke kantor Gubernur DKI Jakarta. Rusmin mengemukakan bahwa perkembangan pesat industri properti di kawasan Jabodetabek beberapa tahun terakhir ini telah menarik para investor internasional sehingga hal tersebut dinilai perlu didorong.

"Memang kita tahu bahwa angka backlog pemenuhan kebutuhan perumahan rakyat masih sangat tinggi, tapi kita harus bisa melihat dari perspektif bahwa sektor industri properti adalah sama seperti industri lainnya yang perlu kita dorong dari sisi pencapaian Foreign Direct Investment (FDI)," paparnya.

Apalagi, ujar dia, industri properti memiliki efek berganda yang sangat besar, antara lain dapat menggerakkan sekitar 100 jenis industri mulai dari hulu sampai hilir. Ia menegaskan, industri tersebut juga sangat padat karya sehingga bila properti tumbuh akan banyak menyerap banyak lapangan kerja.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement