REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan kembali menguat cukup signifikan hingga menembus rekor poin baru ke posisi 5.145. IHSG BEI ditutup naik 67,01 poin atau 1,32 persen ke posisi 5.145,68, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 13,96 poin (1,63 persen) ke level 870,03.
"Indeks BEI pada perdagangan akhir pekan ini ditutup menguat signifikan dan mencatat rekor tertinggi baru didorong oleh aksi beli saham konsumer dan pertambangan," kata analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono di Jakarta, Jumat (17/5).
Menurut dia, menguatnya IHSG BEI itu terjadi di tengah sentimen negatif bursa regional menyusul langkah The Fed yang akan mengurangi kebijakan pembelian surat hutang. Ia memproyeksikan mengawali pekan depan (Senin, 20/5) diperkirakan indeks BEI akan bergerak berfluktuasi dengan kecenderungan menguat terbatas di kisaran 5.127-5.167 poin.
"Beberapa saham unggulan yang menjadi pendorong indeks menembus rekor pekan ini mulai memasuki area jenuh beli sehinga penguatan indeks BEI akan terbatas," kata dia.
Analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan indeks BEI kembali mengalami peningkatan meski dibayangi ekspektasi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang akan meningkatkan inflasi. "Walau demikian, indeks BEI masih ada peluang menuju target batas atas berikutnya di level 5.200 poin," kata dia.
Tercatat transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 152.118 kali dengan volume mencapai 4,684 miliar lembar saham senilai Rp 5,003 triliun. Saham yang menguat 189, sementara yang melemah sebanyak 118 saham, dan yang tidak bergerak nilainya 93 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 38,44 poin (0,17 persen) ke level 23.082,68, indeks Nikkei-225 naik 100,88 poin (0,67 persen) ke level 15.138,12, dan Straits Times melemah 3,60 poin (0,10 persen) ke posisi 3.448,68.