REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cadangan devisa Indonesia per 30 April 2013 mencapai 107,27 miliar dolar AS atau naik 2,47 miliar dolar AS dibanding posisi 28 Maret 2013 yang mencapai 104,80 miliar dolar AS.
Dalam laman resmi Bank Indonesia (BI), Rabu (8/5), menyebutkan penghitungan posisi cadangan devisa itu menggunakan konsep International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) atas dasar harga berlaku dengan Format Official Reserve Asset (ORA). Konsep IRFCL hanya mencakup aset yang tergolong likuid dan penilaiannya menggunakan kurs yang berlaku pada saat akhir periode laporan.
Laporan Perkembangan Moneter BI juga menyebutkan jumlah uang primer per 30 April 2013 sebesar Rp 667,12 triliun. Sebelumnya jumlah uang primer per 28 Maret 2013 mencapai sebesar Rp 664,94 triliun. Jumlah tersebut antara lain terdiri atas uang kertas dan uang logam yang diedarkan sebesar Rp 392,22 triliun. Sebelumnya per 28 Maret 2013, jumlah uang kertas dan logam yang diedarkan sebesar Rp 394,82 triliun.
Selain itu disebutkan pula bahwa saldo giro pada BI per 30 April 2013 mencapai Rp 234,06 triliun. Sebelumnya per 28 Maret 2013, saldo giro bank pada BI mencapai sebesar Rp 230,86 triliun.
Cadangan devisa merupakan posisi bersih aktiva luar negeri pemerintah dan bank-bank devisa, yang harus dipelihara untuk keperluan transaksi internasional. Devisa diperlukan untuk membiayai impor dan membayar utang luar negeri.