Ahad 05 May 2013 21:20 WIB

Hatta: Naikkan BBM, Mudah tapi Tidak Gampang

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Heri Ruslan
Hatta Rajasa
Foto: Antara
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Pemerintah sudah merencanakan untuk melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Penyesuaian ini menjadi pertimbangan untuk mengurangi beban APBN dan melakukan penghematan. Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, menilai, menaikkan harga BBM merupakan cara yang mudah.

"Tetapi melakukan itu tidak gampang," kata Hatta, seusai menjadi pembicara di Universitas Malang Muhammadiyah (UMM), Ahad (5/5). Ia mengatakan, pemerintah harus mempertimbangkan penyesuaian harga BBM ini dengan matang. Sebab, kebijakan itu jelas berdampak langsung bagi masyarakat, terutama yang tidak mampu.

Menurut  Hatta, saat ini sudah ada 131 juta masyarakat kelas menengah di Indonesia dengan perhitungan pengeluaran 2-20 US dollar. Akan tetapi, ia katakan, masih ada 30 juta masyarakat miskin. Selain itu, masih ada 70 juta masyarakat lainnya yang bisa cepat jatuh menjadi masyarakat miskin.

"Karena itu, apapun yang kita lakukan, penyesuaian harus memerhatikan masyarakat tidak mampu. Jangan sampai tergerus apalagi jatuh miskin," ujar dia.

Melihat kemungkinan dampak ini, Hatta mengatakan, pemerintah harus meningkatkan program perlindungan apabila melakukan penyesuaian harga BBM. Menurutnya, harus ada paket perlindungan untuk masyarakat yang terkena dampak. Saat ini, paket kompensansi itu tengah dalam perbincangan di DPR. Hatta sendiri belum mengetahui besaran kompensasi itu.

Menurut Hatta, penanggulangan kemisikinan harus menjadi prioritas jika terjadi penyesuaian harga BBM. Selain itu, adanya penguatan masyarakat yang masih rentan jatuh ke kemiskinan. Setelah itu, ia katakan, bisa mengarah ke pengembangan infrastruktur dan juga pendidikan. Contoh komponsensai itu, seperti beasiswa, pembangunan atau perbaikan irigasi, pesawahan, atau pembangunan jalan-jalan pedesaaan.

Saat ini, penyesuaian harga BBM sendiri masih dalam pembahasan. Pemerintah sempat mendengungkan mekanisme dua harga BBM. Namun, belakangan, muncul saran untuk kembali pada satu harga BBM bersubsidi dengan kisaran kenaikkan antara Rp 1.500-2.000 dari harga sekarang. Hatta mengatakan, penyesuaian yang ada memang lebih condong pada mekanisme satu harga.

"Tapi jika tidak diikuti dengan program perlindungan sosial, maka kemiskinaan akan meningkat dan itu tidak kita harapkan," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement