Sabtu 30 Nov 2024 09:00 WIB

Cerita Hasil Lawatan Globalnya, Prabowo: Kita Punya Semua yang Negara Maju Butuhkan

Indonesia punya mineral kritis yang dibutuhkan untuk industri teknologi tinggi.

Rep: Eva Rianti / Red: Lida Puspaningtyas
President RI Prabowo Subianto saat menyampaikan sambutan dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) bertajuk Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2024).
Foto: Eva Rianti
President RI Prabowo Subianto saat menyampaikan sambutan dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) bertajuk Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto hadir dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) bertajuk ‘Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional’ yang digelar di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (29/11/2024). Dalam momen tersebut, di depan para pelaku perbankan, ia menceritakan pengalaman lawatan ke berbagai negara yang dinilai membanggakan dari segi ekonomi.

Prabowo berujar bahwa ia baru pulang dari lawatan yang insentif selama 16 hari, dan untuk pertama kalinya hadir dalam KTT APEC menemui pelaku-pelaku ekonomi. Ia juga menghadiri kegiatan KTT G20, serta beberapa kunjungan bilateral, bertemu dengan pimpinan-pimpinan ekonomi.

Baca Juga

“Pimpinan blok-blok ekonomi hampir seluruh konsensus melihat bahwa memang Indonesia dalam posisi yang sungguh sangat menguntungkan. Dari segi sumber daya, kita memiliki hampir semua elemen yang diperlukan untuk sebuah negara maju, seperti mineral, tanaman, dan kekayaan laut yang dibutuhkan untuk Indonesia menjadi negara maju,” kata Prabowo.

Berbagai sumber daya yang dimiliki Indonesia memperoleh pandangan dari para pakar ekonomi dan geopolitik bahwa Indonesia bakal menjadi negara maju menjelang 2045, dengan potensi menjadi kekuatan ekonomi keempat, kelima, hingga ketujuh terbesar di dunia.

Kendati demikian, menurut pendapatnya, dengan banyaknya kekayaan yang dimiliki, para pelaku ekonomi belum benar-benar menyadari efek atau dampak daripada kepemilikan sumber-sumber daya tersebut.

“Seperti sumber daya critical mineral, yang dibutuhkan untuk negara industri teknologi tinggi, karena itu pelaku-pelaku perbankan terutama mereka yang bertanggung jawab atas kebijakan umum regulasi dari pihak pemerintah dari pihak otoritas keuangan memainkan peran yang sangat penting,” ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement