Jumat 03 May 2013 20:00 WIB

Inikah Pennyebab Revisi S & P terhadap Indonesia

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Djibril Muhammad
Standard & Poor's
Foto: Observer.com
Standard & Poor's

REPUBLIKA.CO.ID, Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Ryan Kiryanto menambahkan beban fiskal yang semakin berat telah membuat S & P merevisi proyeksi ekonomi Indonesia.

Beban fiskal tersebut akan membuat perekonomian Indonesia dalam 12 bulan ke depan menjadi rentan. "Pemerintah harus mempertimbangkannya (revisi S&P)," ujar Ryan.

Menurut Ryan, salah satu aspek kebijakan fiskal yang harus dicermati pemerintah adalah kebijakan subsidi BBM. Pemerintah, ujar Ryan, harus serius dalam mengeluarkan skema kebijakan BBM yang tepat, termasuk rencana menaikkan harga.   

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Raja Sapta Oktohari mengaku tidak terlalu khawatir terkait rating yang dikeluarkan lembaga pemeringkat internasional. 

Menurut Okto, rating internasional lebih banyak terkait investasi asing yang masuk ke Tanah Air."Kita serahkan kepada pemerintah," imbuh Okto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement