Jumat 03 May 2013 05:37 WIB

FIF Tak Percaya Industri Motor Bakal Anjlok

Petugas mengisi bahan bakar minyak sebuah sepeda motor di salah satu SPBU milik Pertamina di Jakarta.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Petugas mengisi bahan bakar minyak sebuah sepeda motor di salah satu SPBU milik Pertamina di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan pembiayaan sepeda motor, FIF Astra tak yakin industri akan turun karena kenaikan harga BBM. "Saya tak percaya. Kalau pun iya, itu hanya satu-dua bulan saja," kata Presiden Direktur FIF Astra, Suhartono di Jakarta, Kamis (2/5).

Menurutnya, pengguna sepeda motor saat ini, khususnya tipe matic, kebanyakan sudah menggunakan bahan bakar non-subsidi. Sehingga, rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM bersubsidi dianggapnya tak akan berpengaruh banyak terhadap penjualan sepeda motor nasional. 

Apalagi, lanjutnya, masyarakat sudah memiliki pengalaman kenaikan BBM sebelumnya. Kala itu, memang ada sedikit penurunan pada beberapa bulan awal. Namun, setelah itu malah terjadi peningkatan penjualan yang lebih besar dari sebelumnya. 

"Apalagi biasanya pemerintah punya program untuk membantu mengatasi kenaikan harga BBM itu, entah bantuan langsung atau apa pun bentuknya," cetusnya.

Bank pun dianggapnya tak akan ikut latah dan menaikan suku bunga. Karena saat ini persaingan bank untuk mengucurkan dana cukup tinggi. Khususnya dengan bank asing yang bersedia memberikan suku bunga cukup rendah. 

"Kalau pun naik, itu hanya nol sekian persen. Saya yakin bank tidak akan segera dan ikut-ikutan bereaksi ketika harga BBM naik dan lalu menaikan suku bunga," ujarnya yang juga CEO FIF Group tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement