REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menyatakan neraca perdagangan pada Maret 2013 yang surplus membuka kemungkinan positifnya neraca perdagangan secara kumulatif pada bulan-bulan selanjutnya.
"Tapi sejauh ini adanya seperti itu," tutur Sasmito saat ditemui di Kantor Pusat BPS, Rabu (1/5).
Neraca perdagangan Maret 2013 mengalami surplus 304,9 juta dolar AS atau sekitar (Rp 2,96 triliun). BPS mengumumkan ekspor Maret 2013 mencapai 15,003 miliar dolar AS (Rp 145,8 triliun), sementara impor sebesar 14,698 miliar dolar AS (Rp 142,9 triliun).
Meskipun demikian, secara kumulatif, neraca perdagangan Januari sampai Maret 2013 mengalami defisit 67,5 juta dolar AS (Rp 656,1 miliar). Rinciannya ekspor tercatat 45,394 miliar dolar AS (Rp 441,23 triliun), sedangkan impor senilai 45,462 miliar dolar AS (Rp 441,89 triliun).
Terkait besaran ekspor, Sasmito memperkirakan adanya peningkatan kontribusi minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/ CPO) pada April 2013. Terlebih pada Maret 2013, ekspor CPO terkena bea keluar sebesar 10,5 persen.
"Kemungkinan bulan ini dan bulan depan terjadi pembalikan. Artinya yang turun itu bisa naik," ujarnya.
Khusus untuk impor barang modal, Sasmito mengakui adanya tren penurunan. Ada kemungkinan impor mesin peralatan mengalami kenaikan untuk menambah sektor industri. Ini, kata Sasmito, berarti baik untuk kebutuhan konsumsi domestik khususnya bagi industri kecil, sedang maupun besar.