REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah kembali mematangkan kebijakan soal harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Konsep dua harga yang sudah bergulir di masyarakat akan berubah haluan. Besar kemungkinan, pemerintah hanya akan menerapkan satu harga.
Menteri ESDM, Jero Wacik, mengatakan kebijakan satu harga itu tak lain masukan dari masyarakat yang protes dengan rencana penerapan dua harga. Tetapi, ia mengklaim masyarakat sudah setuju jika harga BBM naik. “Kalau rakyat merasa keberatan (dua harga). Mereka mau naik, jadi mau naikan. Tidak usah dua harga naik saja,” katanya saat ditemui di kompleks istana kepresidenan, Senin (29/4).
Meski belum pasti besaran angkanya, Jero mengatakan besarannya tidak mungkin Rp 6.500 per liter. Artinya, ada kemungkinan harga BBM naik, tetapi tidak mencapai Rp 6.500 per liter. “Maka itu yang mesti dipikirkan. Jadi kan nggak mungkin Rp 6.500, beberapa aja ini kita hitung,'' ujar Jero.
Menurut dia, angka itu bagi kalangan menengah ke atas tidak ada masalah dan sudah mempersiapkan kenaikan dengan harga tersebut. Tetapi, bagi rakyat kalangan menengah ke bawah sama artinya dengan kenaikan harga. Ia juga belum bisa memastikan penerapan kebijakan BBM. “Ini kan susah. Yang ini kita bahas biar matang,” katanya menambahkan.