REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk (Bank Muamalat) mencatatkan laba sebelum pajak Rp 521,8 miliar per 31 Desember 2012 atau meningkat 40,4 persen (year on year) dari Rp 371,7 miliar pada 2011. Sementara laba bersih meningkat 42,3 persen dari Rp 273,6 di 2011 menjadi Rp 389,4 miliar pada 2012.
Dari aspek penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp 34,9 triliun atau meningkat 30,4 persen dari Rp 26,8 triliun (yoy). Pertumbuhan DPK diikuti pertumbuhan dana ritel dari produk-produk tabungan yang mencapai 35,3 persen. Tingginya pertumbuhan DPK tabungan tidak hanya dihasilkan dari bertambahnya rekening-rekening baru, namun juga dari meningkatnya saldo rekening nasabah.
Produk-produk giro juga berkontribusi siignifikan meningkatkan DPK. Hal ini menunjukkan keberhasilan Bank Muamalat dalam memasarkan produk Muamalat Payment Online Mitra (MPOM). Produk ini merupakan bagian dari Muamalat Cash Management System (CMS) Service dengan menggandeng berbagai perusahaan guna pengelolaan seluruh aktivitas transaksinya.
Pertumbuhan aset tercatat 38,1 persen (audited). Per akhir 2012, aset Bank Muamalat mencapai Rp 44,9 triliun dari Rp 32,5 triliun pada 2011. "Pertumbuhan ini membawa market share Bank Muamalat meningkat dari 22,3 persen di 2011 menjadi 23 persen di 2012 terhadap industri perbankan syariah," ujar Direktur Utama Bank Muamalat, Arviyan Arivin, Senin (29/4).
Pembiayaan yang disalurkan berjumlah Rp 32,9 triliun atau tumbuh 46,3 persen dari Rp 22,5 triliun (yoy). Financing to Deposit Ratio (FDR) berada di posisi optimal. 94,2 persen. Penyaluran pembiayaan terutama dikontribusikan oleh akad Murabahah yang mencapai 49,68 persen dari total portofolio. Kemudian diikuti oleh akad bagi hasil (Mudharabah dan Musyarakah) yang porsinya mencapai 45,79 persen.
Peningkatan FDR membuat pertumbuhan pembiayaan terbilang ekspansif. Meski begitu, tingkat pembiayaan bermasalah (NPF-nett) terjaga pada level cukup rendah, yakni 1,81 persen.
Sepanjang 2012, Bank Muamalat menambah 82 kantor sehingga kini totalnya menjadi 442 kantor. Bank juga telah menambah 27 kantor kas keliling (mobile branch) sepanjang 2012. "Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah, kami menambah jumlah ATM dari 475 unit menjadi 1001 unit di 2012," kata Arviyan.
Sepanjang 2012, Bank Muamalat telah menjalankan aksi korporasi dalam rangka penguatan struktur permodalan melalui penerbitan Sukuk Subordinasi Berkelanjutan Tahap I sebesar Rp 800 miliar. Sukuk berakad Murabahah ini sangat diminati sehingga mengalami oversubscribe dengan permintaan Rp 1,13 triliun.