REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis (25/4) pagi bergerak menguat tipis menyusul penjagaan Bank Indonesia (BI) di tengah kondisi ekonomi eksternal yang masih negatif. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat nilainya sebesar dua poin menjadi Rp 9.715 dibanding posisi sebelumnya (Rabu, 24/4) di Rp 9.717 per dolar AS.
"Bank Indonesia masih akan menjaga mata uang domestik agar tetap bergerak stabil. Diperkirakan BI menjaga nilai tukar domestik di kisaran Rp 9.650-Rp 9.750 per dolar AS," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Ruly Nova di Jakarta, Kamis (25/4).
Menurutnya, aksi BI itu menyusul kondisi ekonomi global yang cenderung masih melambat sehingga membuat kurs rupiah berada dalam tren pelemahan. "Dari dalam negeri sendiri cenderung positif meski neraca perdagangan defisit. Namun pemerintah sedang mengupayakan untuk menekan defisitnya salah satunya dengan mengendalikan harga BBM bersubsidi," ujarnya.
Ia menambahkan hasil lelang surat berharga negara (SBN) yang mencatatkan hasil yang positif atau melebihi permintaan sebanyak 3,2 kali juga dapat menahan tren pelemahan rupiah.
Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tertahan oleh sentimen negatif dari politik Italia dan pelemahan data ekonomi Jerman. "Hasil survey menunjukkan sentimen bisnis di Jerman merosot untuk bulan ke dua berturut-turut pada bulan April, sehingga memicu kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi terbesar di blok Euro itu," katanya.