REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada Kamis (18/4) pagi di tengah revisi pertumbuhan ekonomi global oleh lembaga dana moneter internasional (IMF). Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat sebesar delapan poin menjadi Rp 9.708 dibanding posisi sebelumnya Rp 9.716 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih mengatakan rupiah masih bergerak stabil di tengah revisi pertumbuhan ekonomi global dari 3,5 persen menjadi 3,2 persen. "Revisi proyeksi ekonomi global itu mengindikasikan pemulihan ekonomi yang belum stabil kendati beberapa data ekonomi mencatat perbaikan," katanya di Jakarta, Kamis (18/4).
Sementara, lanjut Lana, IMF tetap memproyeksikan ekonomi Indonesia bisa tumbuh sebesar antara enam persen-6,3 persen untuk tahun 2013 dengan faktor utama masih tingginya permintaan domestik. "Kendati ada rencana pemerintah menaikkan harga BBM subsidi untuk mobil plat hitam, kisaran target pertumbuhan ekonomi domestik masih bisa dicapai," kata dia.
Menurut dia, masih tingginya perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk Indonesia, menjadi dukungan faktor fundamental ekonomi. Ia menambahkan sektor-sektor berbasis domestik dengan mengandalkan penduduk masih akan tumbuh kuat seperti sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor transportasi dan komunikasi, sektor perbankan dan sektor jasa.
Analis Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan adanya rencana kenaikan BBM yang dperkirakan meningkatkan laju inflasi diekspektasikan oleh pelaku pasar bahwa BI akan segera menyesuaikan level BI rate dari yang ada saat ini. "Dan rupiah akan bergerak sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi domestik," kata dia.