REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR–Perolehan raihan pasar perbankan syariah Turki mencapai 5 hingga 6 persen dari total perbankan syariah dunia. Angka ini jauh lebih rendah dari irisan kue perbankan syariah Malaysia yang mencapai 20 persen atau sekitar 65,6 miliar Dollar AS pada 2012.
Anggota Dewan Bank Sentral Turki, Necdet Sensoy, berharap rencana langkah besar yang disiapkan Turki, mampu membawa kemajuan bagi perbankan syariah dalam beberapa tahun mendatang.
Meski dia mengakui saat ini perbankan syariah Turki masih tergantung pada suku bunga sebagai patokan. Menurut dia Turki adalah negara sekuler dimana pemerintah tidak memiliki papan pedoman syariah seperti Malaysia. “
Tetapi bank-bank syariah kami memiliki acuan konsultasi sendiri yang terdiri dari ahli syariah,” ucap Sensoy, seperti dikutip dari Free Malaysia Today, Senin (1/4).
Bank syariah tidak diperbolehkan berinvestasi di obligasi pemerintah. “Ini adalah kerugian bagi bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional,” katanya.
Obligasi pemerintah tidak bebas bunga, sedangkan bank syariah mempromosikan bisnis bebas bunga dalam perbankan dan pembiayaan.
Saat ini Turki hanya memiliki empat bank syariah. Lingkup bisnisnya pun terbatas, tidak seperti bank syariah Malaysia yang melayani seluruh portofolio keuangan syariah.
Empat bank tersebut adalah Bank Asya Alkatim, Al-Baraka Turk, Kuveyt Katilim Bankasi yang juga dikenal sebagai Kuveyt Finans dan Turkiye Finance.
Mayoritas saham dimiliki oleh Bank Umum Nasional Arab Saudi. Industri perbankan syariah Turki muncul lagi pada 1985 ketika pemerintah setempat mengeluarkan undang-undang membebaskan praktik perbankan syariah.