Rabu 20 Mar 2013 23:53 WIB

Saatnya Indonesia Miliki Bank Pertanian?

Rep: Maspril Aries/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Panen padi. Negeri ini bergelar Gemah Ripah Loh Jinawi
Foto: Antara
Panen padi. Negeri ini bergelar Gemah Ripah Loh Jinawi

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Kelangkaan dan mahalnya produk hortikultura atau pertanian seperti kasus harga bawang putih dan bawang merah, menjadi isyarat bagi Indonesia untuk memiliki bank pertanian.

Wacana tersebut disampaikan senator Abdul Aziz anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sumatera Selatan (Sumsel). Menurut Aziz, Indonesia selain negara kepulauan juga dikenal  sebagai negara agraris dengan produk hortikultura beragam.

 “Indonesia memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang luas. Semua itu ternyata belum seluruhnya dinikmati dan menyejahterakan rakyat Indonesia,” katanya. Aziz yang dihubungi Republika menjelaskan, di banyak negara termasuk negara maju, sektor pertanian pun ikut maju dan bisa petani atau rakyatnya sejahtera.

 

“Ini terjadi karena pemerintah berpihak kepada petani dengan berbagai program peningkatan produksi dan infrastruktur pertanian,” katanya. Ia menyebut kelangkaan dan harga bawang yang mahal seharusnya tidak terjadi.

Ia mengeaskan waktu bagi pemerintah menggagas bank pertanian. Keberadaan bank pertanian di beberapa negara terbukti sangat membantu petani untuk meningkatkan ketahanan pangan negara tersebut,” kata anggota DPD Abdul Aziz.

Abdul Aziz, dari berbagai kunjungannya ke daerah masih kerap menemukan,  banyak petani yang begitu panen usai, habis pula uangnya untuk membayar kredit bunga bank tinggi.

“Petani kita juga kurang berani meminjam modal untuk usaha pertaniannya karena tidak ada jaminan jika panen gagal.”Abdul Aziz menegaskan,  “Kehadiran bank pertanian akan bisa mengatasi permasalahan kelangkaan komiditas pertanian sepeti kedele, bawang atau cabe dan komoditas hortikultura lainnya.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement