Senin 18 Mar 2013 11:59 WIB

Importir Bawang Desak Pelabuhan Tanjung Priok Dibuka Kembali

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IV DPR, Anthon Sihombing mengatakan pelabuhan Tanjung Perak tidak mampu menampung semua kontainer milik importir hortikultura. Terlebih sebanyak 80 persen dari luar negeri untuk memasok kebutuhan di Jakarta dan Jawa Barat.

"Tanjung Perak belum mampu membendung semua kontainer yang berasal dari luar negeri," ujar anggota dari Partai Golkar di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (18/3).

Untuk itu, importir meminta jalan masuk produk dikembalikan ke Tanjung Priok. Pelabuhan tersebut memiliki kapasitas gudang yang cukup besar dan fasilitas guna menampung produk kiriman dari luar negri. Pengaturan jalur masuk melalui Tanjung Perak juga membuat biaya distribusi produk hortikultura membengkak.

Gabungan Importir Hasil Bumi Indonesia (Gisimindo) meyakini bahwa kenaikan harga bawang putih akibat ratusan kontainer yang tertahan di Surabaya. Importir meminta pemerintah untuk menyederhanakan uji laboratorium terkait keamanan pangan yang diadakan dua pihak, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan. Selain itu syarat gudang pendingin  "Uji lab jangan sampai dua kali," ujar anggota dewan yang juga importir ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement