REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Jawa Barat dan Banten (BJB) menargetkan pertumbuhan mikro hingga 50 persen tahun ini. Sepanjang 2012, BJB berhasil menyalurkan kredit mikro hingga Rp 4,545 triliun atau bertumbuh 52,8 persen year on year (yoy).
"Jika naik 50 persen, maka penyaluran kredit mikro tahun ini sekitar Rp 6,8 triliun," kata Direktur Utama BJB, Bien Subiantoro, di Jakarta, Senin (11/3).
Bien mengatakan salah satu cara mengebut penyaluran kredit mikro ini adalah menambah jumlah Waroeng BJB hingga 600 unit tahun ini. Sepanjang 2012, BJB telah mendirikan Waroeng BJB hingga 437 unit.
Awalnya, perusahaan hanya menargetkan 433 unit, namun mendapatkan bonus dari Bank Indonesia (BI) hingga jumlah totalnya menjadi 437 unit. Mulai tahun ini, Waroeng BJB akan berfungsi semakin intensif sehingga optimal memfasilitasi kredit mikro.
Plafon kredit mikro BJB rata-rata Rp 50 juta per nasabah. Sebanyak 200 unit Waroeng BJB merupakan outlet yang ada di pasar-pasar sehingga selain menyalurkan kredit mikro, outlet itu bisa digunakan untuk menghimpun tabungan juga. Sebagian besar Waroeng BJB juga akan diintensifkan menjadi warung operasional.
Meski demikian, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BJB mengalami peningkatan dari 2,6 persen akhir 2011 menjadi 4,1 persen akhir 2012. Ini di atas NPL rata-rata kredit mikro industri, sekitar 2,8 persen.
Bien beralasan peningkatan NPL tersebut karena kucuran kredit usaha rakyat (KUR) yang menjadi program pemerintah. Khusus tahun ini, BJB tetap menjaga posisi NPL mikro di bawah lima persen, dan posisi NPL keseluruhan di level dua persen.