Kamis 07 Mar 2013 18:41 WIB

Menkeu: Kuota BBM Bisa Bengkak Jadi 53 Juta Kiloliter

 Sejumlah kendaraan antre mengisi bahan bakar jenis pertamax akibat habisnya BBM bersubsidi di salah satu SPBU di jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Senin (26/11). (Republika/Agung Fatma Putra)
Sejumlah kendaraan antre mengisi bahan bakar jenis pertamax akibat habisnya BBM bersubsidi di salah satu SPBU di jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Senin (26/11). (Republika/Agung Fatma Putra)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bisa mencapai angka 53 juta kiloliter pada 2013 apabila tidak ada kebijakan memadai untuk mengendalikan konsumsinya.

"Dengan kondisi seperti sekarang dan tidak ada kebijakan yang kita lakukan, bisa meningkat antara 48 juta--53 juta kl," ujarnya di Jakarta, Kamis.

Agus mengatakan bahwa kondisi tersebut dapat membuat pos anggaran belanja subsidi energi dapat meningkat lebih tinggi dari yang telah ditetapkan dalam APBN 2013 sebesar Rp274,7 triliun dan menganggu kesehatan fiskal.

"Tentu akan membuat pos subsidi energi menjadi besar sekali, ini masih dalam kajian pemerintah untuk menjaga kesehatan fiskal kita," ujarnya.

Namun, Agus memastikan pemerintah belum akan mengajukan APBN Perubahan meskipun beberapa indikator makro dan belanja subsidi mulai menunjukkan ketidaksesuaian dibandingkan kondisi sewaktu penyusunan APBN dilakukan.

"Sementara ini masih dalam taraf melakukan monitoring dan analisis, belum ada satu kesimpulan yang bisa kita sampaikan ke publik," ujarnya.

Berdasarkan data per Desember 2012, belanja subsidi energi yang ditetapkan sebesar Rp202,4 triliun, dalam realisasinya melebihi pagu hingga mencapai Rp306,5 trilliun atau kelebihan 151,5 persen.

Dari realisasi tersebut, belanja subsidi BBM tercatat sebesar Rp 211,9 triliun atau melebihi pagu Rp 137,5 triliun (154,2 persen) dan subsidi listrik mencapai Rp9 4,6 triliun atau melebihi pagu Rp 65 triliun (145,6 persen).

Volume BBM bersubsidi yang ditetapkan sebesar 40 juta kl pada 2012, dalam kenyataan konsumsinya mencapai 45,2 juta kl akibat kebijakan pengendalian yang kurang berhasil.

Pemerintah dalam APBN 2013 memberikan pagu belanja subsidi energi sebesar Rp 274,7 triliun dengan perincian subsidi BBM Rp 193,8 triliun dan subsidi listrik Rp 80,9 triliun dengan volume sebesar 46 juta kl.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement