Ahad 03 Mar 2013 16:44 WIB

BPS: Hanya 17,58 Persen Sapi Yang Siap Dipotong

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Peternakan Sapi (Ilustrasi)
Foto: Antarafoto
Peternakan Sapi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan hanya sekitar 17,58 persen dari populasi sapi yang potensial untuk dipotong. Berdasarkan pendataan sapi potong, sapi perah dan kerbau (PSPK) 2011, diperoleh jumlah keseluruhan ternak mencapai 16.726.664 ekor.

Populasi sapi potong mencapai 14.824.373 ekor sapi. Sebanyak 14.523.164 ekor sapi dimiliki oleh 5,7 juta rumah tangga. Sisanya dimiliki oleh perusahaan dan pedagang. Populasi sapi perah 597.213 ekor dan populasi kerbau 1.305.078 ekor.

Perhitungan potensial stok didasarkan pada 90 persen dari jumlah sapi dan kerbau jantan dewasa ditambah sapi dan kerbau betina afkir. Sebanyak 10 persennya digunakan sebagai pejantan kawin alami. Artinya, potensial stok sapi potong hanya sekitar 2.942.220 ekor.

“Sapi paling banyak dimiliki  rumah tangga dengan kepemilikan 2-3 ekor,” ujar kepala BPS, Suryamin baru-baru ini.

Keseluruhan populasi sapi potensial stock ini, kata dia juga tidak seluruhnya bisa dijadikan ready stok. Suryamin merinci 98 persen populasi sapi dan kerbau di Indonesia dipelihara oleh rumah tangga, sisanya dua persen dipelihara perusahaan, pedagang dan indtitusi lainnya. Hal itu, kata dia menjadi salah satu faktor perhitungan ready stok kerena masyarakat di Indonesia memelihara api untuk tujuan tabungan.

Sebanyak 76 persen pemeliharaan sapi dan kerbau di rumah tangga bertujuan untuk pengembangbiakan, 21 persen untuk penggemukan, 2 persen untuk pembibitan dan sisanya untuk perdagangan.

Ia mengatakan untuk menjadikan sapi dan kerbau yang berada di rumah tangga untuk siap potong tidakah mudah. Pasalnya, tujuan jumlahya untuk pengembangbiakkan. Berbeda dengan sapi milik perusahaan yang sebagian besar tujuan pemeliharaanya 77 persen untuk penggemukan atau menyuplai daging.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement