REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Negara Indonesia (BNI) berhasil menyalurkan total kredit Rp 200,7 triliun sepanjang 2012. Penyaluran kredit itu meningkat 22,8 persen di atas realisasi Rp 163,5 triliun pada 2011.
Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo, memaparkan sebanyak 74 persen dari total kredit BNI itu disalurkan ke sektor produktif. "Segmennya korporasi, menengah, kecil, internasional, dan ritel," ujarnya dalam paparan kinerja di Jakarta, Kamis (28/1).
Berdasarkan sektornya, realisasi kredit BNI didominasi pembiayaan infrastruktur. Khususnya, proyek-proyek pemerintah melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Pembiayaan infrastruktur yang menonjol dari BNI diarahkan pada sektor transportasi dan konstruksi. Total yang disalurkan untuk kedua sektor itu, kata Gatot, meningkat 62,7 persen dari komitmen yang disediakan BNI, yaitu Rp 15,8 triliun.
Pembiayaan infrastruktur lainnya adalah sektor minyak dan gas bumi (migas) mencapai Rp 11,1 triliun atau 86,5 persen dari komitmen BNI. Berikutnya sektor kelistrikan mencapai Rp 10,1 triliun atau 63,4 persen dari komitmen perusahaan.
BNI berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) dari Rp 148 triliun pada 2011 menjadi Rp 172,6 triliun pada 2012. Laba bersih perusahaan mencapai Rp 7,1 triliun, meningkat 21 persen dari Rp 5,81 triliun pada 2011. "Pendapatan bunga bersih perusahaan tahun ini mencapai Rp 15,5 triliun," kata Gatot. Sementara pendapatan non bunga mencapai Rp 7,6 triliun.