REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Program Muamalat Berbagi Rezeki (MBR) terbilang efektif menggenjot penghimpunan dana ritel, khususnya dari produk-produk tabungan (saving accounts). Terbukti, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tabungan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk meningkat dalam tiga tahun terakhir sejak program ini dijalankan.
Pada 2010 DPK tabungan meningkat 30,9 persen dari Rp 5,3 triliun pada 2010 menjadi Rp 7 triliun di 2011. Sementara tahun berikutnya DPK tabungan meningkat lagi sebesar 34,8 persen menjadi Rp 9,4 triliun pada 2012. Di 2013, DPK tabungan diproyeksikan meningkat 48,7 persen menjadi Rp 14,04 triliun.
Dipilihnya Yogyakarta sebagai lokasi penyelenggaraan MBR tahap IV bukan tanpa alasan. "Bank Muamalat menargetkan dapat tumbuh akseleratif di wilayah ini," ujar Direktur Utama Bank Muamalat, Arviyan Arifin, di Ambarukmo Plaza, Yogyakarta, Sabtu (23/2).
Menurutnya hal tersebut tidaklah berlebihan mengingat Bank Muamalat berhasil mencatat kinerja cemerlang pada 2012 di Yogyakarta. Pionir perbankan syariah ini berhasil membukukan peningkatan aset sebesar 64 persen dari Rp 362,7 miliar pada 2011 menjadi Rp 595,2 miliar pada 2012 (unaudited). Tak heran, aset wilayah Yogyakarta dipatok meningkat senilai 68 persen di 2013 menjadi Rp 1 triliun.
Direktur Ritel Bank Muamalat, Adrian A. Gunadi mengatakan dari sisi pembiayaan Usaha Kecil dan Mikro (UKM) dan konsumer mendominasi hingga 90 persen dari total portfolio pembiayaan di Yogyakarta. Pendidikan dan kesehatan menjadi sektor ekonomi utama dalam ekspansi pembiayaan Bank Muamalat. Di Yogyakarta, pembiayaan tercatat meningkat sugnifikan yaitu 57 persen dari Rp 193,7 miliar pada 2011 menjadi Rp 303,9 miliar pada 2012.
Penghimpunan DPK tumbuh lebih agresif lagi. Angka DPK melonjak 70 persen dari Rp 313,4 miliar di 2011 menjadi Rp 534,3 miliar di 2012. Dana ritel dari produk-produk saving accounts meningkat signifikan senilai 45,5 persen dari Rp 148 miliar di 2011 menjadi Rp 215,4 miliar di 2012. Pertumbuhan ini sedikit melebihi peningkatan dana dari produk-produk deposito senilai 45,1 persen dari Rp 110,6 miliar menjadi Rp 160,6 miliar. "Giro berkontribusi paling signifikan terhadap peningkatan DPK dalam menggarap penghimpunan dana korporasi," kata Adrian.
Bank Muamalat menarget pertumbuhan DPK dan pembiayaan sebesar 70 persen di 2013. Target ini dicapai dengan proyeksi peningkatan customer base sebanyak 12 ribu nasabah sepanjang 2013 sehingga jumlahnya menjadi 95 ribu nasabah untuk wilayah Yogyakarta.
Adrian berujar khusus penghimpunan DPK, fokusnya tak sebatas meningkatkan jumlah nasabah, namun juga meningkatkan //wallet share// nasabah. Untuk mendukung strategi ini, Bank Muamalat telah meluncurkan Tabungan Muamalat Prima bagi segmen premium. Produk yang dapat digunakan untuk bertransaksi bebas biaya di 170 negara ini menawarkan bagi hasil sangat kompetitif setara deposito.