REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurs nilai tukar rupiah pada Rabu (20/2) pagi bergerak menguat tipis seiring meredanya kekhawatiran pelaku pasar uang terhadap isu perang mata uang. Kurs nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta bergerak menguat nilainya sebesar lima poin menjadi Rp 9.695 dibanding sebelumnya di posisi Rp 9.700 per dolar AS.
"Pergerakan nilai tukar rupiah menguat tipis menyusul pelaku pasar yang tidak terlalu mengkhawatirkan terhadap isu currency war terlalu berlebihan," kata analis Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (20/2).
Reza mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah itu di tengah keputusan G20 yang memandang pelemahan nilai tukar yen bukan merupakan sebagai ancaman. Meski demikian, lanjut dia, pergerakan rupiah dibayangi oleh pernyataan bank sentral Eropa (ECB) yang menyatakan masih adanya kemungkinan risiko dalam pemulihan ekonomi Eropa.
"Hasil pertemuan bank sentral Australia dan Jepang yang akan melanjutkan kebijakan moneter longgar nantinya akan mempengaruhi pergerakan mata uang Asia termasuk rupiah," kata dia.
Sementara itu, pengamat pasar uang Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih memperkirakan nilai tukar rupiah ada potensi penguatan di kisaran antara Rp 9.690-Rp 9.710 per dolar AS.
"Meski demikian, pertimbangan kekawatiran terhadap defisit neraca perdagangan yang masih berlanjut akan memicu nilai tukar melemah, namun tetap dengan penjagaan BI," kata Lana.