REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai total fasilitasi kredit perbankan yang tidak terserap atau undisbursed loan sampai akhir 2012 kembali mengalami peningkatan. Data statistik perbankan Bank Indonesia (BI) menunjukkan untuk bank-bank umum nasional dan swasta, angkanya naik dari posisi Rp 683,27 triliun akhir 2011 menjadi Rp 817,27 triliun akhir 2012.
Berikutnya, untuk kategori bank persero, angka undisbursed loan naik dari Rp 189,03 triliun akhir 2011 menjadi Rp 193,47 triliun akhir 2012. Bank Pembangunan Daerah (BPD) juga mengalami lonjakan undisbursed loan, dari Rp 14,71 triliun menjadi Rp 18,82 triliun.
Undisbursed loan bank campuran juga ikut naik dari Rp 85,19 triliun menjadi Rp 104,66 triliun. Presiden Direktur PT OCBC NISP, Parwati Surjaudaja, mencontohkan undisbursed loan perusahaan per akhir Desember 2012 meningkat sekitar 27 persen dibandingkan 2011. Hal ini seiring dengan peningkatan 28 persen kredit baru yang diberikan pada tahun ini.
Sebagaimana lazimnya, kata Parwati, tidak semua fasilitas kredit yang diberikan ke nasabah akan digunakan secara penuh pada saat diberikan. "Karena itu sangat tergantung pada kesiapan proyek yang akan dibiayai," ujarnya kepada Republika, Senin (18/2). Berikutnya, kredit modal kerja juga sangat tergantung kondisi cash flow debitur.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Gatot M Suwondo, mengatakan kondisi tingginya undisbursed loan mencerminkan adanya pelunasan outstanding pinjaman di akhir tahun. Misalnya, karena hasil penjualan Hari Natal dan Tahun Baru yang kondisinya juga sama saja dengan situasi penurunan outstanding pinjaman setelah Lebaran. "Namun ini sifatnya sesional saja," katanya melalui pesan singkat.