Rabu 13 Feb 2013 17:53 WIB

BSM Salurkan KUR Rp 1,5 Triliun

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
UMKM penerima KUR, ilustrasi
Foto: Tahta/Republika
UMKM penerima KUR, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Mandiri (BSM) dipercaya pemerintah untuk menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp 1,5 triliun. Nilai ini naik dua kali lipat bila dibandingkan dengan target tahun lalu, yakni Rp 750 miliar.

Kepala Divisi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) BSM Andri V Sabardi mengungkapkan BSM merupakan bank syariah pertama yang dipercaya pemerintah menyalurkan KUR. "Tahun lalu penyaluran KUR melebihi target, yaitu sampai Rp 1,2 triliun," ujar Andri usai menjadi pembicara diskusi dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Jakarta, Rabu (13/2).

KUR BSM paling besar disalurkan ke sektor pertanian, yaitu lebih dari 50 persen. BSM sengaja membidik daerah-daerah yang kuat sektor agrobisnisnya, seperti di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Di wilayah Jawaeyaluran KUR tidak sebesar daerah lain.

Penyaluran KUR untuk pertanian lebih banyak disalurkan melalui pola kemitraan inti plasma, yakni hubungan kemitraan antara UKM dan UB sebagai inti pembinaan dalam penyediaan lahan, dan sarana produksi. Pola ini dinilai cocok untuk penyaluran ke sektor pertanian.

Penyaluran KUR oleh BSM diharapkan dapat meningkatkan produktivitas UKM yang diberi pembiayaan. BSM mencatat terdapat lebih dari Rp 400 miliar dana yang naik kelas dari pembiayaan KUR ke pembiayaan komersil. Peminjaman rata-rata ada di angka Rp 100-120 juta. "Kami menargetkan golongan yang naik ini tumbuh 30 persen," ujar Andri.

Andri mengaku perseroan tidak memberikan pengawasan dan pembinaan kepada UKM yang mengajukan pembiayaan KUR. Pembinaan dilakukan kepada UKM yang mengajukan pembiayaan mikro melalui warung mikro BSM.

Agar penyaluran KUR lebih efektif, BSM menjalin kerja sama dengan Hipmi. BSM mengalokasikan dana KUR sebesar Rp 230 miliar bagi pelaku usaha yang menjadi anggota Hipmi. "Ini merupakan salah satu bentuk penyaluran KUR di BSM, yaitu dengan menggandeng organisasi-organisasi tertentu," kata Andri.

Secara umum pembiayaan BSM mencapai Rp 46 triliun. Sekitar 78 persen adalah pembiayaan UMKM. Andri mencatat dari total pembiayaan, sekitar Rp 1,7 triliun merupakan pembiayaan mikro. Sedangkan pembiayaan menengah mencapai Rp 8,2 triliun. "Sisanya komersial," kata Andri.

Perseroan menargetkan tahun ini porsi UMKM ditambah. Setidaknya porsi pembiayaan UMKM akan ditingkatkan menjadi 80 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement