Kamis 31 Jan 2013 18:07 WIB

Benih Lokal Naik Pamor

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Sayur dan buah
Foto: cocoafit
Sayur dan buah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat perbenihan menilai pengaturan impor belasan komoditas hortikultura akan mendorong peningkatan ekonomi penangkar benih domestik. Selama ini penangkar benih daerah juga bersaing pasar dengan benih impor. Benih-benih impor ini kebanyakan didatangkan dari Australia, Belanda dan Australia.

"Kualitas benih kita cukup bagus. Dari sisi perekonomian, penangkar benih lokal akan diuntungkan," ujar mantan Kepla Kebun Benih Hortikultura Kledung (KBH), Aris Munandar, Kamis (31/01).

Benih lokal diproduksi dengan menyesuaikan kondisi lahan dan cuaca, sehingga lebih tahan penyakit. Konsumen benih lokal juga dimudahkan jika ada keluhan mengenai mutu benih yang mereka jual. Mereka tidak perlu menempuh prosedur panjang agar keluhannya ditanggapi. Varietas benih hortikultura produksi dalam negri pun sudah lebih lengkap.

Namun petani tidak diharamkan untuk tetap memakai benih impor. Tapi sebaiknya petani menaruh perhatian pada benih impor yang berpotensi menularkan penyakit tanaman. Contohnya saja, penyakit pada tanaman kentang yang dikenalkan oleh benih produksi negara Belanda.

Asosiasi Perbenihan Hortikultura Indonesia (Hortindo) menyatakan ada kenaikan peningkatan permintaan benih hingga 15 persen. Harga benih produk sayuran pun naik sebesar 7 persen dari sebelumnya. Faktor lain yang juga menyebabkan peningkatan permintaan adalah kesadaran masyarakat yang makin tinggi untuk mengonsumsi makanan sehat.

Produsen domestik mampu menyediakan 60 persen benih untuk kebutuhan nasional. Sebanyak 40 persen benih masih diperoleh dari impor. Untuk komoditas sayuran, kualitas benih produsen lokal tgidak perlu diragukan. Khusus untuk sayuran kubis, produsen benih domestik belum bisa membudidayakan komoditas ini sebaik produk hasil benih impor. "Untuk cabai dan tomat, hasil benih kita sudah bagus," ujar Ketua Umum Hortindo, Afrizal Gindow, Kamis (31/1).

Pasca pengaturan impor belasan produk hortikultura, terjadi kenaikan harga komoditas di daerah. Di Banjarnegara, Jawa Tengah, harga kentang mencapai Rp 5.500 per kilogram (kg). Sebelumnya harga kentang Rp 3.000 per kg. Lalu harga wortel kini mencapai Rp 3.000 per kg ,sedangkan sebelumnya dihargai Rp 1.000 per kg.

Petani pun makin melirik benih dari penangkar lokal yang harganya jauh lebih murah dengan benih impor. Untuk kentang, benih impor dijual Rp 10 ribu-Rp 15 ribu per kg, sedangkan benih impor dijual dengan harga Rp. 20.000 per kg. Satu hektara lahan kentang membutuhkan sekitar 15-20 ton benih.  "Ada peningkatan penjualan," ujar penangkar benih Kelompok tani Bumi Lestari, Banjarnegara, H. Ibrahim kepada ROL.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement