Senin 28 Jan 2013 13:30 WIB

Longsor, Pertamina Evaluasi Proyek Geothermal di Jambi

Rep: Antara/ Red: Nidia Zuraya
Energi panas bumi. Ilustrasi.
Foto: greenfieldenergyco.com
Energi panas bumi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mengevaluasi seluruh kegiatan pemboran pertambangan panas bumi (geothermal) pascalongsor yang menewaskan lima pekerja di daerah operasi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) di Kabupaten Kerinci, Jambi.

"Ibu Dirut (Dirut Pertamina Karen Agustiawan, red) menginstruksikan jajaran PGE untuk mengevaluasi semua operasi pemboran panas bumi terkait cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana alam dan mengganggu keselamatan kerja," kata Sekretaris Perusahaan PGE, Adiatma Sardjito di Jakarta, Senin (28/1).

Musibah longsor terjadi pada Sabtu (26/1) sekitar pukul 19.30 WIB di daerah operasi PGE di Kerinci B-1, Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci, Jambi setelah hujan deras sejak pukul 15.00 WIB di lokasi pemboran.

Akibat bencana tersebut lima pekerja pemboran yang sedang makan malam tewas. Kelima korban adalah Yanto (33) yang merupakan pengemudi ambulans PT RPN, asal Palembang, Sumsel, dan Triyono (55) bekerja sebagai Chief Electric PT PRA, asal Blitar, Jawa Timur. Lalu, Moh Nasoka (41), Asisten Crew PT AD, asal Bojonegoro, Jawa Timur, Ahmad Saikhu (40), Asisten Driller PT Harco, asal Trenggalek, Jawa Timur, dan Miswanto (29), Roustabot PT Harco, asal Kepulauan Riau.

Menurut Adiatma, korban meninggal telah dipulangkan ke daerah asal masing-masing setelah mendapatkan penanganan rumah sakit terdekat. Sementara, korban luka-luka berat dan ringan berjumlah lima orang. Sebanyak, dua korban luka berat mendapatkan perawatan di RSUD Sungai Penuh, dua korban luka ringan dirawat di Puskesmas Lempur, dan satu korban luka ringan sudah dapat meninggalkan Puskesmas Lempur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement