REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Operasional PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, Suwignyo Budiman, mengatakan perusahaan setidaknya dalam waktu tiga tahun akan menyelesaikan seluruh migrasi kartunya ke chips. BCA akan memulainya dari kartu debet sebab jumlahnya paling banyak.
"Ini harus dilakukan pelan-pelan, tak bisa sekaligus. Saya yakin tiga tahun pasti selesai," kata Suwignyo, di Jakarta, Rabu (23/1). Kartu ATM debet BCA ada 11 juta kartu. Harganya masing-masing tiga dolar AS per kartu.
Suwignyo tak memungkiri investastasi untuk migrasi ke chips ini memang besar. Namun, ini harus dilakukan demi keamanan nasabah. BCA sudah menyiapkan migrasi tersebut mulai awal tahun ini, termasuk 'upgrade' ATM dan EDC dengan mengubah 'software'-nya.
BCA memiliki sekitar 10 ribu unit ATM dan 200 ribu unit EDC. Upgrade ATM dan EDC tersebut dilakukan pada mesin yang usianya sudah di bawah lima tahun.