REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Yaman menjadi salah satu negara pembeli potensial komoditas andalan Provinsi Sulawesi Utara pada 2012 menyusul tercatatnya negara tersebut sebagai 10 besar penghasil devisa bagi Sulut pada tahun tersebut.
"Hingga November 2012, devisa yang dihasilkan karena ekspor ke Yaman mencapai 9,4 juta dolar AS, menempatkan negara tersebut di urutan ke-10 dalam jajaran negara tujuan ekspor Sulut," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dantes Simbolon di Manado, Minggu.
Dantes mengatakan, realisasi ekspor 9,4 juta dolar AS tersebut, menunjukkan perkembangan nilai ekspor yang sangat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Pada 2011 ekspor Sulut ke Yaman hanya tercatat sebesar 6,4 juta dolar, tetapi tahun 2012 hingga November sudah mencapai 9,4 juta dolar AS, itu berarti terjadi peningkatan sekitar 47 persen," kata Dantes.
Dengan pencapaian nilai ekspor sebanyak 9,4 juta dolar AS, maka Yaman mampu berada hampir sejajar dengan Jerman, yang pada tahun 2012 tersebut mencatatkan diri sebagai negara kedua tujuan ekspor Sulut ke kawasan Eropa.
"Ekspor Sulut ke Jerman hingga posisi November 2012 capai 10,9 juta dolar AS, hanya terpaut 1,5 juta dolar dengan Yaman yang mampu memberi devisa bagi Sulut 9,4 juta dolar AS," kata Dantes.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Sulut, Hanny Wajong mengatakan, komoditas yang potensial ke Yaman selain produk perkebunan juga perikanan.
"Tepung kelapa (desscicated coconut) merupakan salah satu komoditas unggulan Sulut yang saat ini menjadi salah satu primadona ke Yaman," kata Hanny.
Pada tahun 2013 ini, Yaman diperkirakan masih akan tetap menjadi negara tujuan ekspor bagi Sulut, karena permintaan pengiriman komoditas unggulan Sulut kecenderungan meningkat.