REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Manajemen Exxon masih tetap enggan berkomentar tentang tidak diperpanjangnya kontrak Direktur Exxonmobil Indonesia (EMOI) Ricard Owen oleh Menteri ESDM sekaligus Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SK Migas) Jero Wacik .
Namun terkait alasan pemecatan yang menyangkut keengganan Exxon untuk menjual Blok gas di Aceh kepada perusahaan Indonesia, manajemen mau menjawab.
"Setelah mempertimbangkan berbagai aspek, kami memutuskan untuk tetap mengelola aset kami di Aceh," tegas Vice President of Public and Government Relations Exxon Erwin Maryoto pada Republika, Kamis (3/1).
Ia mengatakan hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan aset di Aceh. "Ini juga untuk kepentingan berbagai pihak," ujarnya lagi.
Langkah ini diklaim perusahan asal Amerika ini juga terkait dengan kepentingan Pemerintah Indonesia.
Sejak 2011, menawarkan tiga asetnya. Yakni Mobil Exploration Indonesia Inc, ExxonMobil Oil Indonesia Inc, dan Mobil LNG Indonesia Inc. Masing-masing saham yang dilepas adalah 100 persen untuk saham Exxon yang di Blok B Arun dan Lapangan gas North Sumatera Offshore. Sedangkan untuk di PT Arun NGL, saham yang dilepas adalah sebesar 30 persen.