REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan produksi minyak perdana dari proyek Banyu Urip Infill Clastic memberi harapan baru industri migas Indonesia. ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) mengumumkan diproduksinya minyak hasil pengeboran di sumur B-13 Infill Clastic lapangan Banyu Urip Blok Cepu, Jumat (9/8/2024) siang WIB.
Ia sulit menampik fakta produksi minyak nasional cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir. Data Kementerian ESDM menunjukkan pada 2020, produksi migas menyentuh angka 708 juta barel per hari (BOPD). Pada 2021, turun ke angka 659 juta BOPD. Kemudian pada 2022 (612 juta bopd), 2023 (606 juta bopd). Teranyar pada 2024 di angka 578 juta bopd. Data 2024 terhitung baru sampai Juni 2024.
"Tantangan yang kita miliki adalah di sektor minyak. Bagaimana minyak ini bisa kita kejar targetnya," kata Arifin di Bojonegoro, Jumat (9/8/2024).
Sehingga proyek Banyu Urip Infill Clastic turut membantu mengejar pemenuhan target tersebut. Sumur kedua B12, diharapkan onstream pada Kuartal 4 2024. Target produksinya berada di angka 9285 barel minyak per hari. Ia melanjutkan Tiga sumur lainnya dari proyek ini, yaitu Sumur C13, C14, dan C19 ditargetkan onstream pada kuartal 1 2026. Begitu juga untuk 2 sumur clastic yakni C15 dan C21.
"Sumur pertama ini sudah bisa menghasilkan 13.300 barrel. Dan kita harapkan nanti sumur-sumur yang lainnya juga bisa memberikan kontribusi yang signifikan," ujar Arifin.
Ia menegaskan, pemerintah menerima masukan dari para KKKS. Ada diskusi produktif. Muaranya untuk membangun ketahanan energi dan membuka peluang bisnis dengan strategi saling menguntungkan.
Apa yang baru saja terjadi di Cepu ini sebuah tahapan penting. Namun tentu saja tidak berhenti sampai di situ. Ia mendorong para operator melakukan peningkatan produksi lapangan yang ada, dan juga membuka opsi eksplorasi sumber-sumber baru.
Indonesia, lanjut Arifin, tetap memikiki potensi besar di sektor migas. Ia optimistis iklim investasi sektor tersebut akan bergairah lagi di tanah air.
"Jadi kalau kita ingin mendatangkan investasi ya regulasi kita harus mempunyai daya tarik, dan kemudian sumber kita tuh harus teridentifikasi ada barangnya. Sekarang, syukur para KKKS sudah mau melakukan seismik sendiri. Mudah-mudahan Indonesia jadi daya tarik hulu migas seperti dulu," ujar Arifin.
Data resmi Kementerian ESDM, menunjukkan produksi minyak di lapangan Banyu Urip saat ini berkontribusi sekitar 25 persen dari produksi minyak secara nasional. Kegiatan pemboran sumur infill dan clastic ini dapat menambah 20 ribu hingga 30 ribubarel per hari sehingga bisa menahan laju penurunan produksi.
Lalu mengenai dana investasinya, khusus Banyu Urip Infill Clastic Surface Project Biaya Based on AFE sebesar 11.664.489 dollar AS. Sebelumnya, pengeboran proyek BUIC dimulai pada 1 Maret 2024. Itu karena ditemukannya kolom minyak yang berada di atas sumur eksisting lapangan Banyu Urip.