REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun dunia tengah dirundung krisis global, pertumbuhan pasar modal Indonesia masih menjanjikan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pertumbuhan 12,9 persen.
Menteri Keuangan RI Agus Martowardojo mengungkapkan pada akhir penutupan perdagangan saham akhir 2011 IHSG berada di level 3.821,9. Sedangkan pada akhir Desember 2012 IHSG ditutup di level 4.316,7.
"Ini sangat membesarkan hati mengingat krisis keuangan dan fiskal di AS dan Eropa," ujar Agus dalam laporannya kepada Wakil Presiden RI Boediono dalam pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI, Rabu (2/1).
Nilai kapitalisasi pasar saham juga mengalami peningkatan. Akhir tahun lalu nilainya menjadi Rp 4.127 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan akhir 2011, yaitu Rp 3.537 triliun. Rasio kapitalisasi pasar saham terhadap produk domestik bruto (PDB) juga naik dari 47,6 persen menjadi 55,6 persen.
Namun Agus mengakui akibat krisis ekonomi di negara-negara maju mengakibatkan penurunan likuiditas. Rata-rata likuiditas per hari menurun dari Rp 4,95 triliun pada 2011 menjadi Rp 4,55 triliun. Namun demikian antusiasme pelaku ekonomi di Indonesia sebagai sumber pembiayaan untuk ekspansi tetap tinggi, kata Agus.
Sepanjang 2012 sebanyak 23 emiten melakukan initial public offerong (IPO). Emiten yang melakukan secondary public offering adalah sebanyak 22 emiten. "Total dana yang berhasil dikumpulkan adalah mencapai Rp 97 triliun," kata Agus.
Dalam kesempatan tersebut Agus juga menyatakan saat ini tugas pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan nonbank telah dialihkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ia mengharapkan OJK akan mampu mewujudkan cita-cita bersama untuk mendapatkan industri yang teratur dan transparan. "Serta berkontribusi untuk kesejahteraan rakyat," kata Agus.