Jumat 21 Dec 2012 20:55 WIB

Ritel Modern dan Tradisional Bisa Maju Bareng

Rep: Niken Paramita Wulandari / Red: M Irwan Ariefyanto
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Indonesia, Syarief Hasan saat membuka program Alfamart dan BRI
Foto: niken paramita w
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Indonesia, Syarief Hasan saat membuka program Alfamart dan BRI

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebagai wujud kepedulian terhadap usaha kecil dan menengah, Alfamart mengadakan Pesta UMKM Binaan Alfamart dan BRI. Program ini diberi nama SMEs (small medium enterpreuners). Seperti bedah warung dan Alfa kios. “Dengan adanya sistem kemitraan ini sangat luar biasa. Alfamart memberikan kesempatan kepada UMKM untuk memiliki usaha” kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Indonesia, Syarief Hasan, Jumat (21/12).

Disini usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) diberikan pelatihan bagaimana menjalankan usaha ritel. Selain itu juga UMKM diberikan fasilitas, kios, pengadaan barang dagangan sampai pinjaman modal yang bekerja sama dengan BRI. Alfamart ingin membuktikan tidak ada dikotomi antara ritel modern dan tradisional. Yang ada adalah ritel yang menyediakan barang yang lengkap, nyaman dan pelayanan yang baik.

Menurut Pudjianto, Vice President Director Alfamart, ini karena tidak adanya upgrade dari warung kecil, kurang menyediakan barang yang lengkap dengan harga pas serta pemberian servis yang lebih baik. Pengetahuan pedangan kecil tentang manajemen ritel yang baik, penataan dan distribusi penjualan dilihat belum maksimal.

Sejak dimulai pada tahun 2008, saat ini jumlah UMKM binaan Alfamart ada sekitar 120 ribu di seluruh Indonesia. Dengan pembinaan terhadap usaha kecil ini Alfamart tidak melihatnya ini sebagai persaingan. Pertumbuhan dan penjualan Alfamart tetap berkembang baik.

Pembinaan Alfamart kepada UMKM ini tidak hanya pembinaan manajemen ritel tapi juga kesempatan untuk menjadi mitra Alfamart. Untuk menjadi mitra Alfamart tidak ada kriteria khusus. Hanya saja ada pemilihan produk karena keterbatasan tempat di Alfamart. “Tidak ada kriteria khusus. Selama itu spiritnya sama, yaitu untuk menunjukan enterpreunership harus ditumbuhkan di Indonesia. Syaratnya hanya mau dan mampu. Artinya dia (UMKM) mau berjuang dan harus tekun dan meningktakan kemampuannya,” tambah Pudjianto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement