Senin 17 Dec 2012 15:55 WIB

Harga Kertas Turun, Industri Percetakan Tumbuh Negatif

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Fernan Rahadi
Pabrik kertas, ilustrasi
Pabrik kertas, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa sektor industri mengalami pertumbuhan yang negatif di kuartal ketiga tahun ini.

Berdasarkan data di Kementerian Perindustrian, cabang industri barang kayu dan hasil hutan mencatat pertumbuhan negatif 4,21. Industri kertas dan barang cetakan juga tumbuh negatif 4,5.

 

Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Benny Wachyudi mengatakan penghitungan angka-angka tersebut dihitung dari nilai tambah yang dihasilkan. Benny menjelaskan cabang industri kertas tumbuh negatif karena harga jual kertas turun.

"Harga internasional kertas di tahun 2012 turun. Ini mengikuti mekanisme pasar," ujar Benny, Senin (17/12).

Benny mengatakan harga kertas turun akibat krisis dunia. Adapun usaha mengalihkan pasar ke negara lain yang perekonomiannya masih cukup bagus agar kertas Indonesia dihargai lebih mahal diakuinya agak sulit.

"Kita cari pasar yang industrinya masih tumbuh, dan ternyata nggak terlalu banyak," tambahnya.

Sementara itu, cabang industri kayu dan hasil hutan turun karena bahan baku semakin turun. Kalaupun ada, kata Benn,  harganya meningkat sehingga mengurangi nilai tambah. Ia mengatakan industri penggergajian dan pengawetan kayu mengalami kesulitan bahan baku.

Benny menuturkan, untuk menjaga pertumbuhan industri tetap positif maka perlu ada kepastian bahan baku dan peningkatan kualitas SDM.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan proses industrialisasi terus tumbuh meskipun dua cabang industri mengalami pertumbuhan negatif. "Hanya saja, kalau industri tumbuh neraca (perdagangan) kita terganggu terus," ujar Hidayat.

Hidayat mengatakan salah satu cara untuk menjaga pertumbuhan industri dan neraca perdagangan adalah dengan memberikan insentif bagi investasi untuk industri modal atau capital goods.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement