Jumat 14 Dec 2012 11:43 WIB

Petral Impor 10,7 Juta Barel BBM

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Fitria Andayani
Sebuah kilang minyak lepas pantai di Selat Malaka di Provinsi Riau.
Foto: Antara/FB Anggoro
Sebuah kilang minyak lepas pantai di Selat Malaka di Provinsi Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Anak usaha Pertamina (Persero), PT Pertamina Energy Trading Limited (Petral), kembali mengimpor bahan bakar minyak (BBM). Kali ini perusahaan yang berpusat di Singapura itu mengimpor 10,7 juta barel premium untuk Januari 2013.

Sebagai mana dilansir media Singapura Platts, pembelian ini lebih tinggi dari yang diproyeksi sebelumnya sekitar 2,2 juta barel. Petral juga dikabarkan tengah mencari tambahan premium lagi 400 hingga 600 ribu barel untuk Desember ini. "Namun, jika persyaratan tidak terpenuhi, kemungkinan hal ini juga akan dipindahkan ke program pembelian di Januari nanti," kata sumber Platts.

Petral memang telah menjadwalkan pembelian 10 hingga 11 juta barel premium sesuai rencana di Desember. Perusahaan juga telah menandatangani tender pembelian untuk kuartal pertama, yang dilakukan minggu ini. Dengan harga premium sekitar 50 sen dolar per barel dengan Free On Board basis.

Petral merupakan perpanjangan tangan Pertamina dalam membeli BBM. Karena kebutuhan yang terus meningkat, sementara kilang Pertamina tak sanggup mengolah seluruh minyak bumi yang dihasilkan, akhirnya impor BBM terkadang dilakukan.

Sebelumnya, anak perusahaan Pertamina ini terancam dibubarkan karena dianggap sebagai sarang korupsi di tubuh pertamina. Namun kemudian Menteri BUMN Dahlan Iskan akhirnya mengurungkan niat tersebut. petra masih dapat beroperasi.

Perusahaan ini diperbolehkan melakukan jual beli minyak. "Misalnya dibeli dari Kuwait kemudian dijual ke Thailand, dibeli dari Bahrain lalu dijual ke Filipina. Jadi Petral tetap pedagang, tetapi pedagang yang profesional," ujarnya. Sementara Pertamina meminta membeli minyak langsung dari perusahaan kilang, tidak lagi melalui Petral. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement