REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), Kementerian Koperasi dan UKM akan menggelar temu mitra nasional dengan pelaku KUMKM pengakses dana bergulir sebagai salah satu upaya menekan kredit macet.
"Ini sebagai upaya monitoring dan evaluasi kami dengan para mitra yakni pelaku koperasi dan UKM," kata Direktur Utama LPDB-KUMKM, Kemas Danial, di Jakarta, Senin (10/12).
Ia mengatakan, pihaknya akan menggelar Temu Mitra Nasional 2012 di SME Tower Jakarta pada 12-13 Desember 2012.
Melalui acara itu diharapkan, tingkat Non-Performing Loan (NPL) penyaluran dana bergulir dapat ditekan dan dikontrol serendah mungkin. "Sampai saat ini NPL dana bergulir masih di bawah satu persen," katanya.
Meski begitu, Kemas menegaskan, upaya antisipasi harus terus dilakukan mengingat saat ini pengakses dana bergulir telah mencapai 1.533 mitra yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Melalui acara ini juga kami harapkan bisa sekaligus menyosialisasikan kebijakan pemerintah kepada mitra kami dan para pemangku kepentingan terkait, serta meningkatkan kinerja mitra-mitra kami," katanya.
Ia menyatakan, ke depan akan terus berusaha untuk memperluas akses pembiayaan bagi KUMKM. "Indikator keberhasilan kami adalah tingkat penyerapan anggaran yang efektif setiap tahunnya, besarnya pengajuan proposal koperasi, tingkat besaran penyaluran, hingga kredit macet yang rendah," katanya.
Jumlah penyaluran dana bergulir sendiri sejak 2008 hingga 6 Desember 2012, telah tersalurkan Rp 2,46 triliun ke kurang lebih 1.533 mitra di seluruh Indonesia. Dana bergulir itu disalurkan kepada pelaku UMKM, koperasi, lembaga keuangan mikro, dan lembaga modal ventura.
Ia mengatakan, untuk penyaluran pada 2012, total penyerapan dana bergulir LPDB-KUMKM mencapai Rp 851,36 miliar. Sementara itu jumlah pembiayaan yang dalam tahap menunggu proses pencairan sebesar Rp 501,26 miliar.
Pada tahun depan, pihaknya akan menyalurkan Rp 1,9 triliun yang bersumber dari APBN 2013. Jumlah itu meningkat dibandingkan pada 2012 sebesar Rp 1,3 triliun.