REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Upaya untuk mengurangi penggunaan BBM sebagai energi primer pembangkit listrik sepertinya serius dilakukan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Guna menekan inefisiensi, BUMN itu meresmikan penggunaan pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) Panaran, Batam, milik anak usahanya bright PLN Batam.
Menurut Direktur Utama PLN Nur Pamudji PLTMG ini memiliki kapasitas 3 x 8,1 mega watt (MW). "Proyek ini sebagai salah satu strategi bagi bright PLN Batam untuk memperkuat pembangkit milik sendiri disamping untuk menurunkan Biaya Pokok Produksi tenaga listrik dan merupakan bagian dari pembangunan pembangkit yang berkelanjutan dalam kurun waktu 2011-2016 di sistem Batam," jelasnya, Jumat (23/11).
Ke depan untuk menambah kapasitas, PLN juga bakal mengerjakan MEB Combine Cycle Power Plant (CCPP) dan Chiller di Panaran. Penggunaan chiller sebesar 8 MW dan combined cycle sebesar 22 MW bakal meningkatkan kapasitas total yang akan dihasilkan oleh Panaran hingga 85,5 MW.
Sementara itu, Direktur Utama bright PLN Batam, Dadan Kurniadipura mengatakan dengan PLTMG Panaran pihaknya telah memiliki tiga unit PLTMG dalam sistem kelistrikan bright PLN Batam. "Kami opitmis ini akan menunjang kontinuitas pasokan energi listrik kepada pelanggan menjadi lebih baik dan andal," tegasnya.
Ia berharap investasi di Batam pun bisa meningkat. "Dengan semakin meningkatnya pasokan dan keandalan listrik di Batam, diharapkan dapat menarik investor dalam dan luar negeri ke Batam," ujarnya.
Sebelumnya pembangunan dikerjakan oleh konsorsium PT Medco Power Indonesia, PT Dalle Engineering Construction dan PT Top Deal International. Nilai kontrak sebesar 179,8 milliar.
Direktur Utama Medco Power Fazil E Alfitri mengatakan kemitraan penting untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Batam. "Ini merupakan wujud komitmen MPI dalam menyediakan pelayanan listrik kepada masyarakat, khususnya Batam dan merupakan sebagian langkah MPI dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan listrik nasional," jelasnya.
Proyek pembangunan PLTMG Panaran ini dimulai dikerjakan pada 10 Oktober 2011. Pemancangan pondasi engine pertama dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2012, setelah melalui tahap engineering dan procurement.