Selasa 23 Oct 2012 21:24 WIB

Telkomsel Siap Jadi Operator Nomor Satu Dunia

Grapari Telkomsel Gambir, Jakarta.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Grapari Telkomsel Gambir, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operator telekomunikasi PT Telkomsel mengklaim bisa menjadi pemain seluler terbesar di dunia dalam beberapa tahun kedepan, dari saat ini berada di peringkat ke tujuh dunia dengan jumlah pelanggan sekitar 121,5 juta nomor.

"Saat ini Telkomsel berada di urutan ke tujuh operator terbesar di dunia, di bawah beberapa operator besar seperti yang ada di China, dan India. Tentu dengan segala kemampuan yang dimiliki Telkomsel maka menjadi nomor 1 dunia bukan tidak mustahil kita capai," kata Direktur Utama Telkomsel Alex J Sinaga, di Jakarta, Selasa (23/10).

Menurut Alex, pencapaian peringkat ke tujuh saat ini tidak terlepas dari performa Telkomsel yang terus menunjukkan pertumbuhan dari waktu ke waktu.

Hingga September 2012 anak perusahaan PT Telkom ini membukukan pendapatan sebesar Rp 48,73 triliun meningkat sebesar 11 persen dibanding periode sama 2011, dan saat yang sama laba bersih Telkomsel mencapai Rp 11,72 triliun, atau melonjak 23 persen.

Sementara dari sisi aset, jika pada tahun 2009 total aset Telkomsel mencapai sekitar Rp 54,23 triliun, maka pada September 2012 sudah melonjak hingga mencapai Rp 58,93 triliun.

Meski demikian, Alex tidak merinci lebih lanjut kapan Telkomsel bisa menempatkan dirinya menjadi operator seluler nomor satu di jagad ini.

Ia hanya menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata di level 6,5 persen per tahun merupakan salah satu faktor pendorong tetap berkembangnya industri telekomunikasi.

"Pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara seperti Eropa, China dan India saat ini mengalami kemerosotan pertumbuhan, bahkan ada yang negatif. Situasi ini menjadikan ekonomi Indonesia lebih atraktif dibanding negara lain," ujarnya.

Hingga September 2012, jumlah pelanggan seluler Telkomsel mencapai 121,5 juta nomor, dan diperkirakan menembus angka 126 juta pada akhir tahun 2012.

Dari 121,5 juta pelanggan tersebut, sebanyak 51 juta pelanggan merupakan pengguna data Telkomsel, naik 47 persen dibanding September 2011.

Saat yang sama, pelanggan BlackBerry Telkomsel mencapai 5,1 juta nomor, tumbuh 68,71 persen, sedangkan pengguna layanan internet mobile TelkomselFlash mencapai 8,6 juta, naik 45,6 persen dibanding sebelumnya.

"Kalau di dalam negeri Telkomsel yang sudah berusia 17 tahun ini, terus menduduki peringkat pertama, dengan pangsa pasar sekitar 54 persen. Layanan Telkomsel juga merupakan satu-satunya operator yang mencakup 100 persen wilayah Indonesia," ujarnya.

Dengan belanja modal sekitar Rp10 triliun pada tahun 2012, Alex mengatakan perseroan terus membangun infrastruktur layanan. Selama kuartal III 2012 terdapat penambahan BTS sebanyak 3.752 unit, meningkat 53 persen dibanding kuartal sebelumnya, di mana 2.252 unit merupakan BTS 3G.

"Dengan penambahan tersebut total BTS Telkomsel hingga September 2012 mencapai 51.005 BTS, naik 24 persen dibanding September 2011. Dari 51.005 BTS tersebut, sebanyak 13.413 BTS merupakan BTS 3G," tambahnya.

Alex yang baru menjabat Dirut Telkomsel sejak Mei 2012 ini, dengan kemampuan perusahaan sendiri Telkomsel sangat mampu menembus 6 besar operator dunia.

"Tapi untuk menjadi nomor satu, dibutuhkan kerja sama seluruh "stake holder" (pemangku kepentingan--red), mulai dari kebijakan regulator yang berpihak kepada Telkomsel yang merupakan satu-satunya operator yang sahamnya dimiliki oleh negara," ujarnya.

Keberpihakan terhadap Telkomsel sebagai bagian dari entitas bisnis BUMN, dapat berupa penambahan spektrum frekuensi yang saat ini jumlahnya terbatas, termasuk memperoleh berbagai fasilitas karena merupakan satu-satunya operator yang bersedia membangun infrastruktur telekomunikasi di daerah remote, pulau terluar, dan wilayah perbatasan Indonesia.

"Banyak lokasi yang membutuhkan infrastruktur telekomunikasi, tapi hanya Telkomsel yang memiliki Program Merah Putih untuk masuk ke daerah-daerah yang secara bisnis tidak layak, tapi Telkomsel harus hadir di sana," ujarnya.

Perluasan infrastruktur Telkomsel juga sangat terkait dengan program pemerintah dalam kerangka Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di sektor telekomunikasi bahwa pada pada 2025 ditargetkan sebanyak 470 kota di seluruh Indonesia akan menjadi kota 'broadband'.

"Dari 100 kota broadband yang menjadi target pada tahun 2012, sementara hingga September sudah mencapai sekitar 60 kota broadband," kata Alex.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement