Senin 15 Oct 2012 22:02 WIB

Pertumbuhan Negara Selatan Bisa Dua Digit

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Hafidz Muftisany
Gita Wirjawan
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Gita Wirjawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perdagangan negara-negara di kawasan Selatan diprediksi bisa mencapai pertumbuhan dua digit. Saat ini, nilai perdagangan kawasan selatan tercatat mencapai 8,5 triliun dolar

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan yakin Indonesia, India dan Brasil bisa menjadi yang terdepan dalam hal perdagangan ini. Perdagangan kawasan Selatan melibatkan hampir 120 negara di kawasan Asia, Afrika dan Amerika Latin.

Gita mengatakan ingin meningkatkan aktivitas perekonomian dengan negara Selatan. Hal ini, kata dia penting agar perdagangan Indonesia tidak tergantung pada kawasan Eropa. Namun, bukan berarti Indonesia akan melepas diri dari Eropa.

"Saya rasa itu akan memberikan harapan,” ujar Gita saat ditemui di sela-sela World Export Developement Forum, Senin (15/10).

Lembaga keuangan Eropa kini lebih protektif. Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan pembiayaan perdagangan yang dibiayai oleh bank-bank Eropa semakin menurun.

Lembaga keuangan di benua biru mengambil langkah aman sehingga pembiayaan perdagangan di Eropa diperkirakan akan turun. Iapun memprediksikan volume perdagangan di tahun depan tidak akan tumbuh dengan baik.

"Lalu lintas peti kemas menurun 30-40 persen dunia dan hampir semua secara signifikan volume perdagangan ini didukung oleh trade finance,” kata Gita.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan dinamika Selatan ini juga tercermin dalam arus perdagangan. Pangsa ekspor semua negara berkembang dalam perdagangan dunia meningkat dari 33 persen pada 2001 menjadi 46 persen pada tahun 2011.

Sebagian besar kenaikan ini, kata SBY bukan antara negara maju dan negara berkembang, tapi di antara negara-negara berkembang. Sejak tahun 1990, perdagangan Selatan-Selatan telah berkembang di hampir dua kali lipat tingkat perdagangan dunia secara umum.

Bank Dunia melaporkan, pada tahun 2025 pertumbuhan pasar Brasil, Cina, India, Indonesia, dan Federasi Rusia secara kolektif akan mencapai lebih dari setengah dari semua pertumbuhan global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement