Kamis 11 Oct 2012 22:46 WIB

Ekonom: Pertumbuhan 6,3 Persen Masuk Akal

Rep: Nur Aini/ Red: Hafidz Muftisany
 Angka pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada layar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Angka pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada layar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2012 sebesar 6,3 persen dinilai masuk akal dan bisa dicapai. Konsumsi dan investasi yang masuk ke dalam negeri akan cukup menopang pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen. 

Ekonom BCA, David Sumual mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah bisa mencapai 4 persen dengan hanya mengandalkan konsumsi. Karena itu, dengan ditambah investasi maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mudah mencapai di atas 6 persen.

“Saya kira pertumbuhan ekonomi 2012 di level 6,3 persen itu masuk akal. Dalam dua kuartal terakhir saja, rata-rata pertumbuhan ekonomi kita sudah 6,4 persen, “ ujarnya dihubungi Republika, Kamis (11/10).

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari IMF yang hanya di level 6,0 persen pada 2012 dinilai terlalu pesimis. Kondisi ekonomi Indonesia dinilai David cukup baik lantaran ketergantungan terhadap eksternal (ekspor) minim.

Di sisi lain, rasio utang luar negeri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) relatif kecil, sekitar 25 persen.  Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 dinilai akan terpengaruh pelambatan ekonomi global. David memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan sekitar 6,5 persen.

“Pertumbuhan itu akan didukung investasi dan konsumsi, serta permintaan ekspor akan pulih di pertengahan tahun depan, “ ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement