REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengusulkan kepada pemerintah agar segera menerapkan sistem penyangga stok kedelai untuk menekan gejolak harga komoditas tersebut.
"Buffer stock harus dibuat untuk melakukan penyediaan pasokan kedelai sebagai langkah antisipatif," kata Ketua KPPU Tadjuddin Noer Said saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Senin.
Menurut dia, fenomena kenaikan harga kedelai seperti yang terjadi akhir-akhir ini pernah terjadi tahun 2007-2008, ketika harga kedelai kuning dari Amerika mencapai 600 dolar AS (Cost Insurance and Freight/CIF).
"Dampaknya sangat signifikan bagi para pengrajin tahu tempe di seluruh Indonesia karena serapan tenaga kerja dari industri ini tidak sedikit," kata dia.
Oleh karena itu, dia menyarankan pemerintah agar menunjuk satu lembaga, sesuai peraturan perundangan yang berlaku, untuk mengelola stok penyangga kedelai. "Tidak boleh perusahaan swasta yang bukan BUMN," katanya.
Ia mengatakan, kalau ada lembaga pengelola stok penyangga kedelai maka pemerintah bisa segera melakukan intervensi untuk mencegah lonjakan harga kedelai saat harga kedelai internasional naik.
Sampai sekarang produksi biji kedelai dalam negeri masih terbatas sementara kebutuhan akan komoditas itu terus meningkat.
Saat ini sebagian besar pasokan kedelai untuk memenuhi kebutuhan harus diimpor sehingga fluktuasi harga kedelai di pasar internasional sangat mempengaruhi harga kedelai di dalam negeri.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun lalu produksi kedelai lokal hanya 851.286 ton dan impor kedelai mencapai 2.087.986 ton.