REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minat perbankan menggunakan deposito valas (term deposit) valas Bank Indonesia relatif besar. Hal ini terbukti dari hasil lelang deposito berjangka valas yang kembali mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed).

Bank Indonesia melelang deposito berjangka valas untuk kedua kalinya pada Senin (18/6). Dalam lelang itu, bank sentral menetapkan target indikatif sebesar 400 juta dolar AS. Namun, permintaan yang masuk mencapai 1,15 miliar dolar AS.

Dari permintaan itu, nilai yang dimenangkan sebesar 500 juta dolar AS. Jumlah yang dimenangkan terdiri dari deposito valas bertenor tujuh hari sebesar 100 juta dolar AS dan 14 hari sebesar 400 juta dolar AS.

Bank sentral menetapkan bunga untuk term deposit bertenor tujuh hari sebesar 0,135 persen dan term deposit bertenor 14 hari sebesar 0,15 persen.

Menurut Direktur Eksekutif Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat, Dody Budi Waluyo, rata-rata tertimbang suku bunga yang dimenangkan tersebut menurun sekitar 3 basis point untuk masing-masing tenor. Pada lelang deposito valas, Rabu (13/6), BI menetapkan suku bunga rata-rata tertimbang 0,16709 persen untuk tenor tujuh hari. Sementara, suku bunga rata-rata tertimbang untuk deposito bertenor 14 hari sebesar 0,18000 persen.

Total outstanding term deposit valas saat ini sebesar 1,2 miliar dolar AS. Pada Rabu (20/6), jumlah term deposit valas yang jatuh tempo sebesar 500 juta dolar AS. “Kami berencana membuka kembali term deposit valas untuk tenor yang lebih panjang sampai dengan satu bulan," ujarnya kepada pers, Senin.

Pada lelang perdana term deposit valas, BI menetapkan target lelang sebesar 700 juta dolar AS. Namun, jumlah permintaan yang masuk mencapai 1.615 juta dolar AS. Dari total penawaran yang masuk tersebut, dimenangkan sesuai dengan target yaitu sebesar 700 juta dolar AS yang terdiri dari tenor tujuh hari sebesar 550 juta dolar AS. Sementara, deposito bertenor. 14 hari dimenangkan sebesar 150 juta dolar AS.

Ikuti Whatsapp Channel Republika