REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Facebook saat ini semakin menghadapi kesulitan untuk berkompetisi dengan Google. Persaingan tersebut terutama Google yang memiliki platform iklan yang semakin matang dan berkembang.
Apalagi, baru-baru ini General Motors menarik anggaran iklannya dari Facebook yang bernilai mencapai 10 juta dolar AS. "Facebook harus mengembangkan modal periklanannya lebih jauh," kata Senior Research Manager ICT Australia Frost and Sullivan Phil Harpur, Senin (4/6).
Iklan online Facebook yang belum matang dengan jangkauan global yang luas sebetulnya mampu menjadi potensi besar terhadap pertumbuhan pendapatan perusahaan.
Harpur mengatakan Facebook, dalam jangka panjang, dapat bersaing dengan Google. Sebab meskipun Google menunjukkan pertumbuhan yang solid dalam pendapatan iklan, namun potensi pertumbuhannya tak sepesat Facebook. Sebab, platform iklannya telah matang sehingga peningkatannya sudah optimal, tak mungkin dinaikkan lagi.
Sejauh ini, Facebook sukses membuat platform online yang interaktif melalui aplikasi sharing media. Misalnya foto, konten, dan video. Akusisi Instagram oleh Facebook baru-baru ini merupakan salah satu contoh bagaimana Facebook mentransformasi platformnya menjadi one stop shop bagi kolaborasi dan komunikasi media sosial. Facebook berada dalam posisi yang kuat untuk memperluas jangkauan globalnya sebagai situs jaringan sosial terbesar di dunia. Sebab, penggunanya yang hampir mencapai 1 miliar.
Head of Research ICT Australia dan New Zealand Frost and Sullivan, Audrey William menilai Facebook harus mewaspadai kemungkinan timbulnya masalah privasi. "Banyak pengguna Facebook yang mengeluhkan aturan privasi Facebook," katanya. Akibatnya, banyak pengguna yang kemudian meninggalkan Facebook. Permasalahan privasi dapat mengarah pada pemblokiran total Facebook oleh pemerintah disebuah negara.
Beberapa negara terbukti telah membatasi, bahkan memblokir Facebook. Contohnya Cina. Ini berpotensi menghambat pertumbuhan dan pendapatan Facebook.
Setelah melakukan penawaran saham perdananya di Bursa Nasdaq, analis menganggap harga IPO tersebut terlalu mahal. Penetapan valuasi awal Facebook dipengaruhi faktor asumsi atas proyeksi pertumbuhan pendapatan yang tinggi lima tahun ke depan.