REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengusaha tidak khawatir dengan keadaan rupiah yang cenderung melemah atau 'letoy' selama tiga pekan ini. Ketua gabungan pengusaha makanan dan minuman (Gapmmi) Adhi S Lukman mengungkapkan dampak pelemahan rupiah belum terasa hingga saat ini.
Penurunan rupiah dalam kisaran satu hingga dua persen di posisi 9.475 dinilai sebagai bukan hal yang mengkhawatirkan. "Kami memang memperkirakan rupiah berada di 9.000-9.500," ujar Adhi saat dihubungi, Selasa (29/5).
Namun ia mewanti-wanti pemerintah agar terus menjaga rupiah jangan sampai turun di atas 9.500. Secara teknis, menurutnya pemerintah bisa menjaga keadaan ini agar terus aman.
Cadangan devisa yang cukup banyak dan pertumbuhan ekonomi yang membaik, salah satunya membuat ia yakin Indonesia tidak akan mengalami krisis. "Kalau secara nonteknis seperti keadaan Eropa tentu kita tidak bisa perkirakan," ujarnya.
Industri makanan dan minuman, sejauh ini menurutnya belum banyak terpengaruh akibat penurunan nilai rupiah. Produk makanan impor, kata dia juga belum terasa dampak kenaikan hargnya meski secara logika harga barang impor cenderung lebih tinggi.